PILARJAMBI.COM, JAMBI – Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, Bank Indonesia Provinsi Jambi memprediksi pada Mei 2020 Provinsi Jambi diperkirakan akan mengalami inflasi pada kisaran 0,03% – 0,43% (mtm) atau 0,80% – 1,20% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Bayu Martanto, menyampaikan
Inflasi utamanya akan didorong oleh kenaikan harga komoditas makanan seiring meningkatnya permintaan pada periode bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
“Selain itu, angkutan udara diperkirakan menjadi penahan inflasi seiring dengan kebijakan Pemerintah masih sebagai respon penyebaran wabah COVID-19,” ujar Bayu, Selasa (12/5/2020).
Sementara itu, berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, pada April 2020 Provinsi Jambi mengalami deflasi bulanan sebesar 0,62% (mtm). Dengan angka tersebut, maka secara tahunan inflasi Jambi adalah sebesar 1,41% (yoy) dan secara tahun berjalan inflasi Jambi sebesar 0,25% (ytd).
Secara keseluruhan, jenis barang dan jasa yang memberikan andil terbesar adalah komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu cabai merah (andil 0,41%), daging ayam ras (andil 0,24%), cabai rawit dan beras (andil 0,04%), dan bawang putih (andil 0,02%), serta komoditas pada kelompok transportasi yaitu angkutan udara (andil 0,14%).
Secara umum, dijelaskan Bayu, pandemi corona virus disease (COVID-19) yang terjadi di Indonesia berdampak pada aspek produksi dan distribusi bahan pangan. Berbagai kebijakan Pemerintah terkait pembatasan aktivitas sosial serta larangan untuk melakukan perjalanan mudik turut mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat dan tarif angkutan udara.
“Penurunan harga beberapa komoditas makanan didorong oleh panen raya di sejumlah sentra sehingga berdampak pada melimpahnya pasokan, di tengah kecenderungan menurunnya permintaan,” sebutnya.
Sementara perubahan pola konsumsi masyarakat terhadap daging ayam ras akibat berbagai pembatasan oleh Pemerintah menyebabkan melimpahnya pasokan, di tengah menurunnya permintaan.
Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas yang menahan deflasi, yakni bawang merah (andil inflasi 0,12%), minyak goreng (andil inflasi 0,04%), ikan nila dan gula pasir (andil inflasi 0,03%), ikan gabus, kangkung, ikan gurame, dan bayam (andil inflasi 0,01%). Peningkatan harga pada komoditas tersebut sebagai dampak dari terbatasnya pasokan untuk memenuhi permintaan.
Adapun rincian perkembangan inflasi pantauan di Jambi adalah sebagai berikut:
Kota Jambi:
Bulanan : -0,66% (mtm)
Tahun Berjalan : 0,24% (ytd)
Tahunan : 1,41% (yoy)
Deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada komoditas cabai merah (andil 0,46%), daging ayam ras (andil 0,30%), angkutan udara (andil 0,16%), cabai rawit (andil 0,05), beras (andil 0,04%), dan bawang putih (andil 0,02%). Sementara komoditas penyumbang inflasi antara lain bawang merah (andil 0,14%), bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng (andil 0,05%), dan ikan nila (andil 0,04%), dan gula pasir (andil 0,03%).
Kabupaten Bungo:
Bulanan : -0,29% (mtm)
Tahun Berjalan : 0,24% (ytd)
Tahunan : 1,51% (yoy)
Deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada komoditas cabai merah (andil 0,50%), daging ayam ras dan biaya pulsa ponsel (andil 0,09%), angkutan udara (andil 0,08%), dan bawang putih (andil 0,02%). Sementara komoditas penyumbang inflasi antara lain bawang merah (andil 0,26%), emas perhiasan (andil 0,08%), minyak goreng dan kentang (andil 0,03%), jengkol dan telepon seluler (andil 0,02%). (cuy)
Discussion about this post