PILARJAMBI.COM | JAMBI – Indra Ramadan, sosok laki-laki yang memiliki keterbatasan fisik atau penyandang disabilitas ini terus berkarya melalui proyek literasi dan membuat usaha.
Tak tanggung-tanggung, laki-laki warga Kota Jambi ini menggarap 23 proyek Nulis Bareng (Nubar) antologi puisi dan Cerita Pendek (Cerpen) selama bulan Juli 2021. Dalam satu proyeknya, rata-rata 10 penulis yang terlibat. Kebanyakan berasal dari luar Jambi.
Indra menyampaikan proyek ini untuk memberdayakan sesama yang aktif di bidang literasi. Tidak hanya untuk mengasah bakat menulis, tetapi ada pembagian hasil dari penjualan buku yang sedang digarap itu.
“Diterbitkan di D’family (penerbitan yang dirintis Indra). Awal bulan depan sudah mulai terbit,” katanya, Minggu (11/07/21).
Para penulis itu, kata Indra, dikenalnya melalui media sosial, dan karena proyek nubar sebelumnya. Indra terus-menerus berkomunikasi dengan mereka, sehingga kerap berbagi pengalaman di bidang literasi.
Adakan Seminar dan Ajak Bergabung untuk Membangun Proyek Kreatif
Indra juga akan mengadakan seminar pada akhir bulan ini. Seminar itu membahas berbagai potensi usaha, motivasi dalam berwirausaha, serta langkah dalam membangunnya.
Dari pengadaan seminar itu, Indra membuka lowongan atau kesempatan untuk mereka menjual tiketnya, yakni senilai Rp 20.000.
“Bagi yang menjual tiket, keuntungan bakal dibagi 50 persen. Jumlah orang yang direkrut tidak dibatasi,” katanya.
Seminar ini rencananya diadakan secara daring. Maksimal diikuti 500 orang. Tidak menutup kemungkinan juga diadakan dengan pertemuan langsung, tetapi sesuai protokol kesehatan.
Menariknya, Indra sendiri yang menjadi pemateri. Sedangkan moderatornya bernama Nadia, termasuk anggota D’family.
Setelah materi disampaikan saat seminar, para peserta dipersilahkan tanya-jawab, dan memberikan masukan. Mungkin ada proyek kreatif yang dibangun.
“Lalu D’family beri kesempatan dan mengajak untuk bergabung,” katanya.
Indra sempat bertemu Wakil Wali Kota Jambi Maulana, pada tanggal 3 Juli tahun 2021 dalam sebuah acara. Saat itu Maulana berjanji akan membantu dirinya menyukseskan seminar itu.
“Jika bantuan ditepati, bakal menjadi modal untuk menerbitkan buku yang isinya dari seminar tadi,” ujarnya.
Buku yang dimaksud, rencananya disebarkan di sekolah luar biasa (SLB), dan panti asuhan yang ada di Kota Jambi. Bukan diperjualbelikan, tetapi diberikan secara gratis.
Merintis Usaha Bersama Teman Lama Sesama Difabel
Tidak sampai di situ, Indra saat ini mulai membangun usaha bersama temannya bernama Dimas. Usaha yang dimaksud memproduksi dan menjual t-shirt.
Pakaian itu menggunakan desain yang dibuat Dimas, dan label D’family. Ada tulisan “D’family Mengalahkan Dunia” di baju yang mereka produksi.
“Harga baju dengan lengan pendek Rp 100.000. Kalau lengan panjang Rp 115.000. Jika berkembang, dan hasil penjualannya banyak, Insya Allah dilanjutkan dan dikembangkan,” kata Indra.
Sama seperti dirinya, Dimas juga menjadi penyandang disabilitas fisik. Secara perlahan, Indra berkolaborasi dengan sesama kaum disabilitas.
Seperti diberitakan sebelumnya, Indra memiliki keterbatasan fisik, sehingga dia berjalan dengan lutut beralaskan celana panjang. Saat membuat karya tulis, dia menggunakan android dengan fitur auto-correct.
Penulis muda itu sudah membuat buku sebanyak dua buah. Salah satu bukunya berjudul “Sebelah Mata: Mereka yang Berada dalam Juang dan Gelap”.
Tidak hanya menulis buku, Indra juga merintis D’family. Memang D’family saat ini lebih fokus bergerak sebagai penerbitan. Tetapi tidak menutup kemungkinan D’family juga bergerak di bidang yang lain untuk memberdayakan sesama penyandang disabilitas, dan anak muda yang memiliki fisik biasa.
Indra ingin menjadikan D’family sebagai wadah yang menjunjung tinggi kesetaraan antara penyandang disabilitas dan orang dengan kondisi normal, sehingga dapat bergerak bersama-sama.
(Sobar/alra).
Discussion about this post