PILARJAMBI.COM | KOTA JAMBI – Mengecilkan ukuran dan menaikan harga terpaksa dilakukan oleh pengusaha tempe di Kota Jambi dalam kondisi mahalnya harga kedelai yang merupakan bahan baku produknya.
Mengacu data Kementerian Perdagangan pada pekan pertama Februari 2022 mencapai Rp 11.250 per kg. Angka itu meningkat 7,14 persen dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya sebesar Rp 10.500 per kg.
Asep, salah satu produsen tempe yang berada di Kelurahan Simpangtigasipin, kota Jambi mengatakan harga kedelai di pasar Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kg. Angka ini dikeluhkan Asep, lantaran pada 2 bulan terakhir harga kedelai hanya Rp 8.000 pe kg.
“Dua bulan terakhir ini sudah Rp 11 Ribu, padahal biasanya cuma Rp 8 Ribu per kg. Sangat berpengaruh ke omset. Tinggal bagaiman kita siasatin saja. Kalau saya perkecil ukuran sama naikin harga. Mau gak mau dari pada rugi,” ujarnya saat ditemui, Senin (21/2/2022).
Terkait kenaikan harga kedelai ini, Asep hanya berharap pemerintah dapat menurunkan harga kacang kedelai agar harga dan ukuran tempe bisa diproduksi seperti biasanya.
Asal tahu saja, produksi kedelai nasional pada tahun 2021 hanya berkisar 240 ribu ton. Produksi ini jauh dengan kebutuhan kedelai nasional yang mencapai 2 juta ton.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dikutip dari VoA, Selasa (22/2/2022) tantangannya ada pada persoalan anggaran yang terus menurun setiap tahunnya.
“Persoalannya ada di anggaran yang terus turun. Tanaman pangan itu dari Rp5 triliun turun menjadi Rp3 triliun, menjadi Rp2 triliun lalu tinggal Rp 1,7 Triliun,” jelas Syahrul Yasin.
Selain itu, kata dia, tanaman kedelai juga rentan mendapat serangan hama sehingga berdampak kepada produktifitas kedelai lokal. “Ini kadang membuat petani tidak berminat menanam kedelai,” pungkasnya. (Peha)
Discussion about this post