PILARJAMBI.COM | KUALATUNGKAL – Memasuki musim keramau sejumlah wilayah di Kabupaten Tanjungjabung Barat masuk dalam kategori rawan Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan). Adapun sebaran tingkat kerawanan karhutla ini berada di tujuh kecamatan di Tanjab Barat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjab Barat, Zulfikri mengatakan saat ini tujuh kecamatan di Tanjab Barat patut diwaspadai akan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, menurutnya titik rawan tersebut berada di 29 desa yang kerap terjadi karhutla.
“Tujuh kecamatan masuk kategori rawan karhutla yaitu Kecamatan Batangasam, Senyerang, Betara, Kualabetara, Pengabuan, Tebingtinggi dan Bramitam.” Kata Kepala BPBD Tanjab Barat. Senin, (13/06/2022).
Berdasarkan data BPBD Tanjab Barat 2022, Kecamatan Betara merupakan wilayah paling banyak rawan karhutlah yakni, Desa Bungatanjung, Serdangjaya, Terjunjaya, Sungaiterap, Telukkulbi, Muntialo, Lubukterantang dan Kelurahan Mekarjaya. Untuk Kecamatan Kualabetara yaitu Desa Sungaigebar Barat dan Suaklabu.
Sementara itu, untuk Kecamatan Bramitam ada dua desa, Bramitam Kanan dan Bramitamraya. Kecamatan Pengabuan diantaranya, Desa Suaksamin, Parit Bilal, Parit Pudin dan Sungaibaung. Untuk Kecamatan Senyerang terdapat tiga wilayah yakni, Margorukun, Lumahan dan Kelurahan Senyerang.
Untuk wilayah Ulu, terdapat tujuh desa di Kecamatan Batangasam rawan karhutla, yaitu, Desa Suban, Sungaipenoban, Rawangkempas, Sri Agung, Lubukbernai, Tanjungbojo dan Sungai Ari. Kemudian di Kecamatan Tebingtinggi terdapat tiga wilayah diantaranya, Desa Dataran Kempas, Kelagian dan Kelurahan Tebingtinggi.
Disisi lain, untuk ketesediaan sumber daya air, Kabupaten Tanjab Barat memiliki dua sumber air berupa embung berjumlah 20 tempat dan sumur bor yang tersebar disetiap Kecamatan yang rawan karhutla.
“Untuk embung kita ada satu di Kecamatan Bramitam dan Renahmendaluh, kemudian tiga dikecamatan Betara, Muarapapalik dan Merlung, untuk di Kecamatan Batangasam ada enam. Untuk sumur bor ada di Kecamatan Betar, di desa Muntialo, Madalajaya dan Sungaiterap masing-masing dijaga oleh MPA (Masyarakat Peduli Api) sekitar 10 sampai 15 orang disetiap desa.” Pungkasnya. (Mam)
Discussion about this post