PILARJAMBI.COM | JAMBI,- Dr. Drs. H. Ngatijo, M.Si., merupakan seorang Doktor kelahiran Kulon Progo, 30 September 1957 dengan bidang keahlian ilmu Kimia Anorganik, Sintesis Anorganik, dan Kimia Material. Dr. Ngatijo merupakan seorang dosen dengan home base di Prodi S1 Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
Dr. Ngatijo merupakan alumni Diploma 3 (D3) Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta dalam Program Studi Pendidikan Ilmu Kimia tahun 1980. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di kampus yang sama ke tingkat sarjana pada Prodi Pendidikan Ilmu Kimia tahun 1983. Pada tahun 1995 ia menyelesaikan pendidikan S2 Prodi Ilmu Kimia di Universitas Gadjah Mada dan berlanjut ke jenjang S3 pada program studi dan kampus yang sama.
Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Prodi S1 Kimia periode 2008-2010 dan Sekretaris Jurusan MIPA FST UNJA periode 2017-2021. Saat ini ia merupakan Ketua PUI (Pusat Unggulan Ipteks) UNJA dan Geowisata Merangin Jambi (PUI GEMAR) periode 2020- sekarang.
Saat ini Dr. Ngatijo mengajar di Prodi D3 Analisis Kimia, Prodi S1 Kimia, Prodi S2 Pendidikan Kimia, dan Prodi S2 Magister Teknologi Pendidikan. Ia sudah menghasilkan lulusan sebanyak 45 orang mahaiswa S1 dan 6 orang mahasiswa S2.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, sudah ada sembilan penelitian yang didanai baik oleh PNBP UNJA, PNBP Unggulan FST UNJA 2019, BNPB LPPM UNJA 2019, Desentralisasi Dikti PTUPTN 2020, serta Desentralisasi PTUPTN 2022. Selain penelitian, ia juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat, beberapa di antaranya adalah Pembuatan alat rumah Tangga untuk Home Industry; Pembuatan Nata de Coco dan Varian Makanan Bahan Dasar Kecambah sebagai Sumber Nutrisi di Desa Pondok Meja, Kab. Muaro Jambi; Pemanfaatan Limbah Diapers (Popok) sebagai Pupuk Cair pada Media Tanam Cabe di Posyandu PUSKESMAS Sungai Duren; serta Produktivitas Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Mendalo Indah di Era New Normal dalam Mengolah Sampah Organik menjadi Produk Eco-Enxyme Multipurpose.
Dr. Ngatijo juga mempunyai beberapa karya buku dan keanggotaan, yaitu buku Seri Kimia Anorganik, Adsorben Berbasis Silika tahun 2018 dan buku ASAM HUMAT TANAH GAMBUT: Alternatif Sumber Humat dan Kegunaannya sebagai Adsorben Polutan Kimia pada tahun 2022. Beliau juga menjadi Peserta Kongres dan Simposium Himpunan Kimia Indonesia (HKI) Cabang Yogyakarta.
Beberapa produk hasil penelitian Dr. Ngatijo yaitu Silika Gel dan Adsorpsi. Silika Gel (SG) hasil industri kimia tersebut dipasarkan dalam bentuk merek dagang “Silica 60” yang digunakan untuk analisis Gas Chromatography dan pengering Desicator dalam bentuk bungkus untuk pengering bahan makanan, mengurangi kelembaban pada tas kulit, sepatu kulit, ikat pinggang, dan obat dalam bentuk kapsul. Silica 60 tersebut dipasarkan dalam bentuk kristal dan bubuk.
“Silika Gel hasil industri memiliki harga yang relatif tinggi dan dalam bentuk packing yang terbatas. Oleh karena itu diupayakan untuk melakukan riset dalam melakukan sintesis material SG dengan menggunakan limbah. Proses sintesis SG dimulai dengan pembakaran sekam padi secara manual, dilanjutkan pembakaran melalui Furnace dengan suhu 700°C di Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi,” ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa produksi Silika Gel tersebut memanfaatkan limbah dalam proses pembuatannya.
“Limbah pertanian yang berbentuk sekam padi yang diubah menjadi abu sekam padi (Rice Hulk Ash), tongkol jagung, batang ubi, serta batang dan akar rumput ilalang dapat disintesis menjadi zat yang bermanfaat sebagai adsorben. Limbah pertanian tersebut sebagai sumber silika dan didestruksi menjadi natrium silikat dan proses reaksi asam menjadi silica gel. Disamping itu sumber silika yang lain adalah limbah kaca yang dihasilkan dari rumah tangga seperti barang pecah belah, gelas, piring, mangkok, asbak, cermin, kaca mobil, dan lainnya. Yang masih dibuang secara bersamaan dengan sampah organik dan logam seperti bekas rak piring dan tempat tidur, akan dipisahkan di tempat pembuangan akhir (TPA) Talang Gulo, Jambi. Limbah kaca dapat diubah dengan reaksi kimia menjadi silika,” lanjutnya.
Pada proses adsorpsi, Dr. Ngatijo menjelaskan beberapa hal terkait penggunannya dan sumber dana penilitan yang didapatkan.
“Selain adsorpsi untuk mengatasi polutan dalam lingkungan, adsorpsi dapat digunakan dalam bentuk pengambilan logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti ekstrasi emas, platina, tembaga, dan unsur tanah jarang misal zirconium. Untuk adsorpsi emas dalam bentuk anion telah dikembangkan metode SPE yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari pada adsorpsi secara konvensional melalui shaker. Provinsi Jambi dan Indonesia, khususnya Kabupaten Sarolangun memiliki tambang emas yang kandungannya lebih tinggi dibandingkan negara Turki. Riset ini telah mendapat pendanaan Desentralisasi dana Dikti tahun 2016, 2017, dan 2018. Teknik adsorpsi menggunakan Ionic Imprinted Polymer dengan dana Dikti tahun 2021 dan 2022,” ungkap beliau.
Berdasarkan beberapa riset yang telah dilakukan dengan pendanaan multi tahunan, Dr. Ngatijo merencanakan pengaplikasian metode ini untuk para penambang emas tradisional bekerja lebih efektif dan efisien. Untuk penambangan emas tanpa ijin (PETI), ia berharap PETI dapat mengaplikasikan metode ini dan menghindari penggunaan merkuri, sehingga bebas polutan dan menuju go green environmental. (Dimas Anugrah Adiyadmo/HUMAS)
Sumber: unja.ac.id
Discussion about this post