PILARJAMBI.COM | SUNGAIPENUH—Meski partai tempatnya bernaung mengusung calon lain, dua pentolan politisi PAN dan Hanura, Hamid dan Subur Budiman memilih jalan beda. Keduanya berseberangan, mendukung duet Ahmadi Zubir-Alvia Santoni (AZAS) dan berjuang untuk kemenangan duet akedemisi ini.
Kedua politisi ulung di partainya itu, menilai arah politik ‘beda’ yang dipilihnya tidak salah. Sebab, mereka memandang kejayaan Kota Sungai Penuh kedepan berada di tangan Ahmadi-Antos.
Keduanya punya visi yang jelas untuk membawa Kota Sungaipenuh menuju perubahan. Duet akedemisi ini juga berhasil menahkodai perguruan tinggi yang dipimpin yakni STKIP dan STIE.
Ketua DPC Partai Hanura Kerinci Subur Budiman dihadapan massa Kumun Debai secara tegas menyatakan. Dia rela partainya mengusung Fikar Azami-Yos Adrino untuk maju Pilwako Sungai Penuh. Tapi Hati Nuraninya bicara, masa depan Kota Sunagai Penuh ada di tangan Ahmad-Antos.
Meski dia mengakui kedua tokoh yang diusung PPP-PDIP-Berkarya ini dizolimi. Sebab, salah satu doa yang dikabulkan Allah SWT salah satunya doa orang terzalimi. “Mari kita bersatu berdoa bersama agar Ahmadi-Zubir menang pada 9 Desember mendatang,” kata mantan anggota DPRD Kerinci dua periode ini dihadapan massa saat kampanye di Kumun Debai, Rabu. (28/10/2020)
Selanjutnya Hamid Wakil Ketua DPD PAN Kota Sungai Penuh memilih menyeberang dari pilihan partainya, karena dia berada ditengah masyarakat untuk memperjuangkan perubahan. Sebab, perubahan akan tercipta jika Ahmadi-Antos yang memimpin Bumi Sahalun Suhak Saltuh Bdea.
Sementara, Ketua Bapilu PAN Kota Sungai Penuh ini secara gambling menegaskan rezim Asyafri Jaya Bakri harus dipangkas. Jika tidak, nafsu kekuasaan semakin bertambah.”Negeri ini bukan kerajaan. Setelah Bapak berkuasa lalu diteruskan oleh anaknya,” kata Hamid saat kampanye Pasangan Nomor Urut Satu di Dessa Gedang, Sungai Penuh.
Menurut pria asal Kecamatan Tanah Kampung ini untuk mewujudkan perubahan yang merata di Kota Sungai Penuh, maka dinasti AJB harus dipangkas. Tidak ada jalan lain, Ahmadi-Antos harus dimenangkan.
Menariknya Hamid tidak gentar, jika keputusan berseberangan yang dilakukannya mendapat sanksi dari PAN. “Jika pilihan saya salah, saya siap disanksi, dipecat pun saya rela,” kata Hamid disambut yel-yel massa.(MC/Die)
Discussion about this post