PILARJAMBI.COM | SUNGAI PENUH — Kumun Debai, Kecamatan paling ujung Kota Sungai Penuh dianggap hanya menjadi alat politik untuk melanggengkan kekuasaan, belum ada pembangunan yang berarti di kawasan ini. Malah, monumentalnya, Kumun Debai dijadikan tempat pembuangan sampah dan kotoran masyarakat Kota Sungai Penuh.
Kondisi miris ini disesalkan oleh mantan Ketua DPRD Kerinci, Ferri Siswandhi, Politisi ulung yang kini menjadi akademisi itu, menyayangkan sikap AJB yang minim kepeduliannya untuk kampung halamannya. Dia menyangsikan, sepuluh atau lima belas tahun kedepan akan terjadi ledakan, atas tindakan menjadikan Rwnah Kayu Embun jadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Menurut Ferri, Renah Kayu Embun (RKE) adalah sumber air masyarakat Kumun Debai termasuk Tanjung Pauh dan sekitarnya. Bisa dibayangkan, lanjutnya dampak pembuangan sampah akan membuat mata air dikawasan itu tidak baik dan tidak sehat.
“Bagaimana nasib masyarakat Kumun Debai sepuluh atau 15 tahun kedepan. Bisa terjadi ledakan, ini yang perlu kita pikirkan dan antisipasi,” kata Ferri Siswadhi gelar Depati Galang Cahayo Negeri saat Pengukuhan Tim Ahmadi Zubir-Alvia Santoni di Kumun Debai, Rabu. (28/10/2020).
Dijelaskan Ferri, bisa jadi lokasi pembuangan sampah di Renah Kayu Embun merupakan bom waktu yang suatu saat akan meledak. Dia mencontohkan di Jakarta yang memiliki tenaga ahli dan tenaga ahli dalam pengelolaan sampah, sempat terjadi ledakan.
Makanya dia menyangsikan kepimpinan Asyafri Jaya Bakri. Menurut Ferri, pembangunan AJB tidak tentu arah. Kota kecil tetapi pembangunannya tidak jelas. Mau jadi apa “Mau jadi kota pendidikan yang sudah dibangun oleh H Fauzi Siin dan Hasvia, sekarang tidak jelas kemana arahnya,” kata Ferri.
Dia mempertanyakan apa yang dibangun AJB untuk Kumun Debai. Jalan yang ada dibangun semasa pemerintahan Bupati Kerinci H Fauzi Siin. “Tidak ada yang dibangunan AJB selama dua periode,” jelasnya.
Malah pemerintahan AJB menyisakan masalah dikalangan masyarakat Kumun Debai. Dia mencontohkan pengangkatan pejabat. “Diangkat Si A, lalu dinonjobkan Si B. Yang dinonjobkan berkecil hati maka terjadi perselisihan dan mengkotak-kotakan masyarakat. Itu politik adu domba,” kata Feri.
Lalu pertanyaannya, Kumun Debai dapat apa? Kumun Debai yang terkenal produk tokoh-tokoh hebat itu hanya dijadikan tempat pembuangan sampah dan kotoran. “Untuk itu marilah kita mendukung pemimpin yang benar kedepan. Pemimpin yang punya visi yang betul-betul murni untuk membangun bukan untuk melanggengkan kekuasaan,” kata Ferri.
Untuk itu dia menghimbau masyarakat Kumun Debai kompak dan bersatu untuk mendukung dan memilih Pasangan Ahmadi Zubir dan Alvia Santoni pada 9 Desember mendatang.
“Saya kenal kedua tokoh ini. Kemampuannya tidak diragukan dan keduanya mau menerima masukan,” tegas Feri.
Sementara itu, politisi PPP Andi Oktovian menilai untuk kemajuan Kumun Debai kedepan, perlu pemimpin yang punya visi dan pengalaman. Ahmadi-Antos sudah dikenal berhasil membangun STKIP dan STIE dan moga kedepan Kota Sungai Penuh ditangan mereka berdua lebih maju.
“Jika nanti menjelang hari H ada yang melakukan aksi bagi-bagi uang guna membujuk masyarakat memilih salah satu calon. Ambik sek (uang)nya jangan pilih orangnya,” tegas Andi. (*/Die)
Discussion about this post