PILARJAMBI.COM – Bencana banjir yang melanda di sejumlah wilayah di Provinsi Jambi mengakibatkan banyak lahan pertanian terendam air termasuk juga sawah atau lahan pertanian padi.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran tersendiri seperti kerisis beras di Provinsi Jambi karena petani padi mengalami gagal panen karena Bencana Banjir.
Atas itu, anggota DPRD Provinsi Jambi Ivan Wirata meminta Pemerintah Provinsi Jambi meminta segera mencari solusi dampak gagal panen di beberapa sentra padi di Provinsi Jambi agar stok beras dan harga beras stabil di tengah masyarakat.
“Pemprov Jambi perlu melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat mengatasi kerugian petani akibat banjir. Baik itu kerugian benih padi maupun pupuk. Kemudian para petani juga bakal krisis beras akibat gagal panen yang mereka alami. Perlu diupayakan bantuan untuk para petani padi yang gagal panen di Jambi,” Ivan Wirata pada Minggu 25 Februari 2024 dikutip dari medialintassumatera.net pada Senin 26 Februari 2023.
Berdasarkan pantauan DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata mengatakan bahwa sentra pangan dan padi yang puso atau gagal panen akibat dampak bencana banjir berada di Kabupaten Tanjungjabung Timur, Muarojambi, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
“Puluhan hektare padi sawah di Kabupaten Tanjungjabung Timur kini terancam gagal panen akibat terendam banjir. Sebagian tanaman padi sudah rusak. Kemudian puluhan hektare tanaman padi di Muarojambi juga puso dan gagal panen akibat banjir. Gagal panen tidka hanya merugikan petani secara ekonomi, tetapi juga membuat petani terancam krisis pangan,” jelasnya.
Menurut Ivan Wirata, krisis pangan akibat gagal panen di Jambi semakin memprihatinkan. Hal ini diperbarui dengan melonjaknya harga beras dan berbagai kebutuhan pokok lainnya di daerah tersebut.
Sementara itu, di sisi lain para petani yang gagal panen tersebut sangat membutuhkan bantuan pangan dan permodalan, baik berupa bantuan langsung tunai (BLT) maupun bantuan benih padi dan pupuk.
Menurut data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, ada 618 hektare sawah gagal panen akibat banjir yang terjadi sejak akhir Desember 2023 sampai pertengahan Februari 2024.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, Rumusdar mengatakan bila produksi padi diperkirakan menghasilkan empat ton per hektare, maka gagal panen tersebut menyebabkan Jambi kehilangan produksi padi sekitar 2.472 ton.
Diketahui, luas tanaman padi sawah di Jambi yang terdampak banjir sekitar 7.595,25 ha atau 80,94 persen dari total 9.383 ha tanaman padi di Jambi tahun 2024.
Dari jumlah luas lahan padi tersebut, luas tanaman padi terlindungi melalui Program Asuransi Usaha Tani Padi atau AUTP ada 115 hektare akibat banjir dari 3.500 hektar tanaman padi yang masuk program tersebut.
“Untuk pengadaan ganti rugi tanaman padi yang terlindungi Program AUTP tersebut, para penyuluh pertanian di Jambi kini menyiapkan kelengkapan persyaratan. Persyaratan itu untuk mengajukan klaim ganti rugi kepada PT Jasindo sebagai penjamin asuransi pertanian,” katanya.
Terkait bantuan ganti rugi gagal panen untuk petani yang sawah mereka tidak terlindungi Program AUTP, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi akan mengajukan permintaan bantuan benih dan sarana produksi (saprodi) pertanian kepada Kementrian Pertanian maupun melalui APBD Perubahan Provinsi Jambi 2024.
“Kami tidak bisa membantu petani dari anggaran pengadaan bantuan benih yang ada pada APBD Murni Jambi tahun ini. Masalahnya anggaran bantuan benih padi pada APBD murni tahun ini sudah ada pengalokasiannya kepada para petani yang masuk daftar program Dumisake (Dua Miliar Satu Kecamatan) Jambi,” pungkasnya. **
Discussion about this post