PILARJAMBI.COM | JAMBI – Sebagai reptil besar, buaya tentunya harus hidup di habitat alaminya seperti di air tawar di sungai, payau, danau, rawa dan lainnya. Bahkan, buaya juga ketergantungan terhadap daratan dikarena aktivitas buaya untuk berjemur dan bertelur.
Pada penangkaran buaya ataupun tempat budidaya, kadang kerap disesuaikan dengan habitat aslinya yakni ada air dan sabagian daratan.
Namun situasi kadang seperti itu tidak ditempati oleh 5 ekor buaya di Taman Rimba Jambi. 2 ekor buaya jenis muara dan 3 ekor buaya jenis Sinyulong ini tergolong kecil. Bahkan, wilayah daratan untuk berjemurnya hanya seukuran tubuh buaya itu sendiri.
Melihat kondisi kadang buaya tersebut, menurut Dokter Hewan Taman Rimba Jambi, Tengku Tharmizi bahwa kadang buaya tak layak untuk ditempati oleh buaya yang sudah besar.
Tharmizi mengatakan, ruang yang sempit untuk buaya berenang dan berjemur mengakibatkan pertumbuhan fisik buaya terhambat dan kondisi psikisnya dapat terganggu.
“Tidak leluasa untuk bergerak. Ada saatnya buaya berenang dan berjemur,” ujarnya, Selasa (07/09/21).
Tak hanya kandang buaya, kandang-kandang satwa yang berada di Taman Rimba Jambi ini bisa dikatakan hampis semuanya tidak layak huni. Luas kandang yang sempit dan banyak yang sudah berkarat menandakan agar semua kandang untuk diperbaiki.
Plt Kepala UPTD Taman Rimba Jambi, Mayong mengakui kondisi tersebut. Menurutnya, kandang di kebun binatang ini seharusnya direnovasi atau diganti.
“Hampir seluruh kandang di sini tidak layak. Sudah berusia 25 tahun. Kandang buaya, misalnya. Memang seharusnya cepat diganti,” ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya sudah berkali-kali mengajukan renovasi atau perbaikan kandang di Taman Rimba Jambi. Sayangnya, Pemerintah Provinsi Jambi belum membangun tempat yang layak untuk sekitar 300 satwa di kebun binatang.
“Mungkin karena anggarannya terbatas. Sebelumnya defisit, sekarang karena COVID-19,” pungakasnya.
Mayong berharap ditahun ini pemerintah segera memperbaiki pembangunan kandang klinik, gudang pakan dan kandang karantina.
“Ini diperlukan, karena kandang pakan kita kadang terendam saat hujan. Di APBD perubahan ini sudah kita usulkan. Yang jelas kandang klinik dan gudang pakan,” pungakasnya. (Sobar/Alra)
Discussion about this post