PILARJAMBI.COM | JAKARTA – Data pribadi milik 2 juta nasabah BRI Life, perusahaan asuransi kesehatan dan jiwa di bawah BRI, diduga telah dicuri dan dijual bebas di forum-forum online. Data-data yang bocor itu sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah, karena di dalamnya termasuk foto KTP, nomor NPWP, dan bahkan hasil pemeriksaan kesehatan di laboratorium.
Peretasan ini diungkap oleh Hudson Rock, sebuah perusahaan keamanan siber yang bermarkas di Tel Aviv, Israel. Informasi peretasan ini juga diunggah ke Twitter oleh Alon Gal, salah satu petinggi Hudson Rock.
Gal, lewat akun Twitter Under the Breach, mengungkap jenis-jenis data nasabah BRI Life yang telah dirampas dan kini dijual di forum online tersebut.
Ia mengatakan, data yang bocor berisi 463.000 dokumen milik 2 juta nasabah. Data-data itu dijual seharga 7000 dolar AS atau sekitar Rp 101 juta.
“Dalam video berdurasi 30 menit mereka menunjukkan data-data (250 GB) yang berhasil mereka rampas,” cuit Gal, mengacu pada video berisi rincian data nasabah BRI Life yang diunggah para peretas di forum online.
Dari cuplikan video yang diunggah Gal di Twitter diketahui bahwa data-data itu antara lain adalah foto KTP, nomor NPWP, kartu keluarga, foto buku tabungan, nomor rekening, akta kelahiran, akta kematian, nomor telepon, hingga hasil pemeriksaan laboratorium.
Bahkan di video itu juga terlihat sebuah hasil pemeriksaan laboratorium nasabah di klinik Prodia cabang Cibubur, Cileungsi, Jawa Barat. Dalam dokumen itu terlihat hasil rontgen toraks nasabah laki-laki berusia 55 tahun 8 bulan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun dalam hal ini telah menerima informasi terkait dugaan kebocoran data pribadi BRI Life. Kementerian Kominfo akan memanggil Direksi BRI Life untuk melakukan investigasi lebih lanjut.
“Kementerian Kominfo juga melakukan pemanggilan terhadap Direksi BRI Life pada hari ini, 28 Juli 2021 sebagai bagian dari proses investigasi,” kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi, Rabu (28/7/2021).
Ia mengaku sejak Selasa (27/7/2021) sampai dengan saat ini, Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika tengah melakukan investigasi internal untuk melakukan pendalaman terhadap sampling data pribadi yang diduga bocor.
“Sampai saat ini investigasi masih terus berjalan dan hasil belum dapat disimpulkan,” tambah Dedy.
Sumber: suara.com
Discussion about this post