PILARJAMBI.COM | JAMBI – Olahraga Panahan mulai tak asing lagi bagi para pemuda sejak sempat viralnya pemanah cantik asal negara Korea Selatan yang bernama Tzuyu. Namum, bagi umat muslim tentunya sudah banyak mengetahui tentang olahraga panahan. Sebab, selain Berenang dan Bekuda, Memanah juga salahsatu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad.
Tak hanya itu, Cabang Olahraga (Cabor) yang ada di Indonesia ini ternyata merupakan salah satu Cabor yang elegan di negara luar, seperti Amerika, Italia, Turki, Jerman, Prancis, India, Malaysia, Swiss hingga Korea dan masih banyak lagi yang memiliki nama-nama atlet terbaik tingkat nasional sampai internasional.
Untuk menggelutkan olahraga ini tentunya tidak bisa sembarangan, sebab harus memiliki keseriusan yang tinggi dan rela mengeluarkan biaya tinggi karena peralatannya terbilang mahal.
Busur panah dipasaran pun diatas Rp1 Juta seperti Busur merek ‘HOYT’ yang biasa digunakan oleh atlet Panahan Divisi Recurve yang sudah profesional. Sebilah busur lawas tempahan negara Amerika itu terbilang cukup mahal. Model standarnya saja bernilai puluhan juta rupiah.
Bagi para atlet profesional, memiliki busur panah yang layak serta sesuai dengan divisi dan jarak tembaknya tetap saja merupakan kebutuhan jika tidak dibilang kewajiban.
Seperti Muhammad Safi’i (18), Atlet Panahan Divisi Recurve Jarak tembak 70 Meter Tanjungjabung (Tanjab) Barat ini juga telah memiliki busur merek Hoyt.
Katanya, busur yang bermerk tersebut dibelinya beberapa tahun yang lalu dengan harga Rp30 Juta untuk Handle dan Limb-nya saja.
Dibalik Busur Panah yang dimiliki oleh M Safi’i ini, bukan mudah untuk Ia dapatkan sebagai seorang yatim. Sebab, Busur tersebut bukanlah hadiah dari seseorang, tetapi berkat hasil tabungannya selama 3 tahun dan menjual sebidang tanah.
“Saya menabung selama tiga tahun lalu. Kekurangannya terpaksa menjual tanah warisan orang tua, baru bisa mendapatkan busur Recurve ini,” kata pria yang kerap disapa fi’i sambil menunjukkan busur kebanggaannya itu.
Untuk harga busur rescurve paket lengkap merek Hoyt, Fi’i mengungkapkan harganya Rp40-45 Juta diluar peralatan penunjang.
Harga busur yang mencapai puluhan juta tersebut harus dibelinya bahkan rela menjual tanah, Fi’i menegaskan karena kebutuhan.
“Sudah kebutuhan yang wajib untuk atlit di kelas recurve seperti kami,” kata Fi’i.
Muhammad safi’i hanyalah salah satu dari atlet panahan asal Tanjab Barat yang telah sukses menorehkan berbagai prestasi di divisinya bahkan hingga even berkelas internasional.
Pengakuannya terkait perjuangan mendapatkan busur panah lengkap dengan peralatan penunjang lainnya relatif sama dengan apa yang dialami oleh beberapa atlet panahan Tanjab Barat lainnya. Akankah terus seperti itu hingga tiba masanya berjaya? Bagi para atlet mereka bahkan tidak ingin punya jawaban atas tanya tersebut. Namun bagi kita, setidaknya tetap bisa menjawab dengan satu kata pasrah, entahlah!.
Discussion about this post