PILARJAMBI.COM, MUARO JAMBI – Gubernur Jambi Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum meresmikan budidaya anggrek di Rumah Bayang Komunitas Jambi Besakat, Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Kamis siang (25/6/2020)
Rumah Bayang Komunitas Jambi Bersakat merupakan tempat penangkaran anggrek yang telah berhasil membudidayakan lebih dari 300 jenis anggrek di atas lahan 3,5 Ha. Rumah Bayang Anggrek Alam dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat dengan dukungan para pencinta tanaman anggrek dan PT Pertamina Field Jambi. Selain meresmikan tempat penangkaran anggrek alam, gubernur juga melakukan penanaman anggrek macam dan pohon pelindung.
Sakat dalam bahasa Melayu artinya anggrek. Sehingga, taman yang dibuat oleh Gerakan Muaro Jambi Bersakat (GMJB) itu diberi nama Taman Sakat Lebung Panjang. Anggrek yang ada di taman ini berasal dari penyelamatan di hutan Pematang Damar, yang mengalami kebakaran hebat tahun 2015 lalu. Kelompok GMJB yang dikelola secara swadaya itu, juga memiliki gerakan yang diberi nama Gerakan 1.001 Anggrek Macan. Gerakan ini menjadi bagian untuk penyelamatan Anggrek Macan.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Plt. Kadis Pariwisata Provinsi Jambi, Sri Purnama Syam, Asisten III Sekda Kabupaten Muaro Jambi, Junaidi, dan para pejabat lingkup Kecamatan Maro Sebo, dan Desa Jambi Tulo. Hadir pula Ketua Komunitas Budidaya Anggrek Alam Jambi Besakat, Adi Ismanto, para pencinta tanaman anggrek, dan warga sekitar.
Dalam sambutannya, gubernur menyambut gembira serta memberikan penghargaan kepada seluruh panitia dan semua pihak yang terkait yang telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan ini, karena kegiatan ini merupakan wujud nyata upaya masyarakat menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di Provinsi Jambi.
“Jika kita lihat kekayaan sumber daya alam yang kita miliki, maka kita patut mensyukuri karunia yang telah diberikan tersebut, selayaknya juga kita harus bersyukur atas keberadaan fenomena-fenomena alam yang unik. Karenanya, keikutsertaan semua pihak dalam kegiatan penanaman pohon dan pengembangan budidaya anggrek dapat dikatakan sebagai perwujudan untuk saling mendukung, demi tercapainya tujuan pembangunan kita, dan inilah yang disebut dengan kebersamaan,” jelas Fachrori.
Menurut gubernur, penanaman pohon pelindung dan peresmian pengembangan rumah anggrek alam merupakan momentum kebersamaan dari semua elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam keberlanjutan pembangunan. Juga menjadi bentuk kebersamaan yang perlu dibina dan dikembangkan, sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan hidup yang baik.
“Dengan kesadaran sendiri, pada akhirnya berperan aktif dalam rehabilitasi hutan dan lahan. Untuk itu, saya harapkan kegiatan yang kita laksanakan ini akan berimplikasi dalam rangka membangkitkan semangat swadaya masyarakat dalam gerakan penanaman pohon pelindung dengan semangat pada masyarakat tersebut pada akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap bertambahnya tutupan lahan, mengedepankan aspek keberlanjutan. Hal ini penting dalam mencegah terjadinya banjir dan longsor,” terang Fachrori.
Gubernur juga mengapresiasi upaya masyarakat Provinsi Jambi mengembangkan keanekaragaman hayati termasuk budidaya anggrek oleh kelompok budidaya anggrek alam komunitas Jambi Bersakat. Ia menyatakan bahwa peletakan anggrek pertama di rumah bayang komunitas ini merupakan upaya bersama untuk melestarikan kekayaan dari keanekaragaman hayati di Provinsi Jambi.
Sebelumnya, Plt. Kadis Pariwisata Provinsi Jambi, Sri Purnama Syam menyatakan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi mencoba menggali dan memanfaatkan hasil kearifan lokal untuk dikelola sebagai objek wisata yang bermanfaat untuk masyarakat. “Untuk Muaro Jambi, ada desa di kawasan sekitar Percandian Muaro Jambi yang memiliki kekuatan kearifan lokal masing-masing sebagai aset kabupaten dan Pemerintah Provinsi yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi maupun untuk pengembangan pariwisata,” jelasnya.
Dinas Pariwisata Provinsi Jambi juga menggandeng dan memberdayakan masyarakat agar Candi Muaro Jambi diakui sebagai warisan budaya dunia yang didaftarkan di UNESCO, dimana salah satu kuncinya adalah keikutsertaan komunitas dan masyarakat, serta pemberdayaan masyarakat.
Pada kesempatan ini, Ketua Komunitas Budidaya Anggrek Alam Jambi Bersakat, Adi Ismanto yang menginisiasi terlaksananya kegiatan ini menyampaikan bahwa taman budidaya anggrek ini mulai dibuka tahun 2017, untuk tujuan pelestarian anggrek alam dan eduwisata minat khusus.
Komunitas Jambi Bersakat, menurut Adi, memiliki dua program, yaitu pertama Gerakan 1001 Anggrek Macan. Untuk itu, pengunjung yang datang diminta untuk menanam atau mendonasikan anggrek. “Hasil dari Gerakan 1001 Anggrek Macan ini akan dilepaskan kembali ke hutan,” jelasnya. Kedua, Gerakan Menanam Pohon, yaitu menanam pohon-pohon lokal. “Maksudnya pohon lokal yang memiliki nilai atau potensi sejarah, deperti buah-buahan lokal, atau jenis-jenis lainnya,” terang Adi. (Humas Pemprov Jambi/Cuy)
Discussion about this post