PILARJAMBI.COM | JAMBI – Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menerkam tiga warga Kabupaten Merangin mati di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi di Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi.
Harimau yang berjenis kelamin betina berusia kurang lebih 10 tahun tersebut mati sekitar pukul 07.00 WIB, Selasa (2/11/2021). Dugaan sementara, penyebab kematian Harimau Sumatera yang berasal dari Kabupaten Merangin itu Malnutrisi Kronis.
Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh mengatakan dari hasil pemeriksaan Laboratorium darah (Kimia dan Hematologi) menggambarkan bahwa Harimau mengalami anemia berat, (gambaran Hb 5,81 gal, normalya 8-15 g/dl), dehidrasi yang sangat berat.
Selanjutnya, dari hasil pemeriksaan nekropsi (bedah bangkai) menunjukan beberapa perubahan yang signifikan seperti membran mukosa yang pucat, mata yang sangat cekung , konjungtiva pucat, organ lambung hingga usus yang mengalami perlukaan, masa otot/daging yang sangat tipis dan satwa mengalami patah tulang (Fraktur Obligue Humerus dektra) schingga menyulitkan satwa dalam berburu makanan/mangsa.
“Dari gambaran perubahan baik dari pemeriksaan darah maupun gambaran perubahan organ secara nekropsi maka dapat disimpulkan sementara bahwa penyebab kematian Harimau Sumetera yang berasal dari Kabupaten Bangko adalah Malnutris Kronis, selanjutnya untuk mengetahui secara pasti peyebab kematian Harimau ini kami akan mengirimkan sampel organ ke laboratorium PSSP (Pusat Study Satwa Primata),”ujarnya, kepada wartawan. Rabu (3/11/2021).
Ia menjelaskan kondisi satwa saat pertama masuk di Tempat Penyelamatan Satwa Balai KSDA Jambi dalam kondisi yang sangat buruk (kurus kering), malnutrisi, letargi, nafsu makan buruk, terlihat kaki kanan depan membengkak dan tidak digunakan untuk berjalan.
Mulai pada tanggal 17 Oktober 2021, telah dilakukan tindakan medis berupa pemberian obat- obatan vitamin (supportif), Anti Inflamasi dan anlgesik serta pemberian pakan berupa ayam hidup 2 ekor dengan berat 2,5.
Selanjutnya pada tanggal 18-27 Oktober 2021, diberikan makan secara berkala yaitu ayam, kelinci, hati sapi serta vitamin(supportif) anti inflamasi dan anlgesi serta antibiotik. Namun, seringkali makanan tersebut tidak dihabiskan.
“Kita juga sudah melakukan tindakan medis olch tim medis Balai KSDA Jambi (drh. Yuli Akhmal dan drh. Zulmanudin) bersama dengan drh. Sugeng Dwi Hastono dari Amanah Veterinary Services, Lampung berupa pembiusan untuk pemeriksaan fisik, pengambilan sampel darah dan feses hasil pemeriksaan sampel feses ditemukan telur cacing Cooperia sp, Berdasarkan pemeriksaan radiologi diketahui kaki kanan depan mengalami fraktur atau patah (Fraktur oblique humerus dextra ) dan luxatio dan hasil pemeriksaan darah (laboratorium) menunjukkan malnutrisi,” jelasnya.
Ia menyampaikan pihaknya juga telah memberikan Harimau tersebut ayam broiler dan hati ayam namun tidak dimakan. Tindakan medis yang dilakukan yaitu pember vitamin, antibiotik, antiinflamasi dan Bio energy. Namun, Satwa terlihat masih terbaring dan lemas. Dilakukan tindakan medis berupa pemberian vitamin Bio energy dan viamin, pengulangan antiradang dan antibiotik.
“Siang dan malam hari diberikan pakan berupa hati sapi (dimakan) dan satwa masih mau minum. Tindakan medis yang dilakukan berupa pemberian vitamin dan bio energy. Satwa terlihat masih berbaring dan lemas,” tuturnya.
Pada Senin, 01 November 2021. Pukul 08.30 WIB Harimau betina itu masih terlihat sangat lemas, respon kurang (letargy), satwa lebih banyak berbaring, terlihat sisa pakan hati sapi yang diberikan pada minggu malam masih bersisa sebanyak 250 gram.
Pukul 09.00 WIB dilakukan terapi cairan infus melalui ckor (venna cocygea) dan vitamin melalui cairan infus. Pukul 10.00 WIB diberikan pakan hati sapi yang disuapi langsung ke mulut menggunakan kayu namun hanya dijilati.
Kemudian, pada Pukul 16.00 WIB dicoba disuapi pakan hati sapi namun tidak ada respon. Pukul 22.00 WIB diberikan pengulangan obat berupa antiradang dan antibiotik. Terlihat satwa banyak berbaring dan tidak respon kurang (letargi). Pukul 23.15 WIB dilakukan pengecekan ulang dan pemberian pakan hati sapi yang disuapi langsung ke mulut Harimau namun tidak ada respon.
Pada hari Selasa, 02 November 2021. Pukul 02.00 dilakukan pengecekan ulang. Terlihat satwa hanya berbaring, lemas, respon kurang (letargi), kepala masih diangkat namun điletakkan kembali. Pukul 07.00 WIB dilakukan pengecekan ulang dan diketahui satwa telah mati.
“Kami sangat berterima kasih kepada para pihak yang terlibat dalam penyelamatan satwa Harimau Sumatera mulai dari evakuasi, perawatan sampai dengan nekropsi. Masyarakat desa setempat, Kepolisian, Kodim Bangko, BBTNKS, KPA Merangin, FZS, ICA Cabang Jambi dan terutama FFI selaku mitra kami yang telah mensuport banyak dalam penanganan harimau mulai dari verifikasi, evakuasi hingga penanganan medis selama ini,” tandas Rahmad Saleh. (*)
Discussion about this post