PILARJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL – Dewan pimpinan cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tanjung Jabung Barat menginisiasikan suatu agenda penting untuk mencari solusi konkrit terhadap konflik antara nelayan sondong dan nelayan belat terkait batas wilayah penangkapan ikan.
Pertemuan dilakukan di Dinas Perikanan Kab. Tanjabbar yaitu dengan agenda silaturrahmi dan mediasi diantara kedua belah pihak.
Ketua HNSI Tanjabbar, Syufrayogi Saiful mengatakan musyawarah ini dalam rangka upaya penyelesaian konflik antara nelayan tradisional, Selasa (2/06/2020).
“Musyawarah ini bentuk langkah nyata dalam menjaga kearifan lokal, sehingga masyarakat nelayan terbangun Rasa saling menghargai satu sama lain”. Ujarnya.
Sufrayogi Saiful ( bang Yogi ) sapaan sehari hari juga menyayangkan tidak hadirnya perwakilan dari nelayan sondong, karna kita hanya mendengar dari satu pihak yaitu pihak nelayan belat.
“Pertemuan mendatang kita akan dorong Dinas Perikanan untuk menyurati lagi pihak yang berselisih agar dapat hadir dalam rapat penyelesaian masalah ini,”
Sebelumnya Yogi menegaskan kepada semua pihak yang terlibat untuk hadir di acara ini karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
” Harapan kedepannya nelayan-nelayan tradisional ini bisa menjaga cipta kondisi dilaut, dalam membangun ekonomi mereka ,” tutur Yogi.
Dalam rapat tersebut turut hadir Kepala Dinas Perikanan, Satker Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tanjab Barat, perwakilan nelayan belat.
“hanya saja sangat disayangkan Polairud Polres Tanjab Barat tidak hadir” tukasnya.(Mam)
Discussion about this post