PILARJAMBI.COM | JAMBI – Rimba Politik di Indonesia kerap diluar ekspektasi. Di negara demokrasi ini, tentunya mengemukakan pendapat menjadi ruang masyarakat untuk mengutarakan apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka rasakan. Namun, sebagai negara hukum, hal tersebut haruslah sesuai dengan peraturan dan kaidah-kaidah yang berlaku, terutama hal yang mengandung SARA sangat di larangan karena akan membangun stigma negatif turun temurun hingga memicu konflik sosial.
Di dalam proses politik di Indonesia, kampanye hitam (Black Campaign) terus bermunculan sebagai strategi dalam mengalahkan lawan. Pada kampanye hitam ini, suatu informasi pribadi hingga SARA menjadi bahan utama mengalahkan pihak lawan. Sayangnya, kadang untuk membuat suatu isu, banyak kampanye hitam menggunakan teori ‘cocoklogi’.
Partai Persatuan Indonesia (Perindo) terus diisukan sebagai partainya orang China. Hal ini dicocok-cocokan (cocoklogi) dengan identitas pendiri partai, Hary Tanoesoedibjo pada 8 Oktober 2014 yang keturunan China. Tak hanya itu, jajaran pengurusnya yang berlatar belakang keturunan Chinese juga menjadi salah satu bahan kampanye hitam.
Seharusnya dipahami, tak semua unsur pengurus dan pimpinan di Partai Perindo adalah keturunan China. Seperti Tuan Guru Bajang (TGB) M Zainul yang merupakan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) kini menjadi Ketua Konvensi Rakyat Partai Perindo. Bahkan TGB digadang-gadangkan akan menjadi Ketua Umum Partai Perindo. Selain itu, di Kabupaten Muarojambi, Ketua Partainya merupakan pengurus pondok pesantren.
Namun, kampanye hitam atau isu yang terus berkembang di tengah masyarakat, sehingga membuat Ketua DPD Partai Perindo Muaro Jambi, H Karyadi mengeluarkan pendapat. “Siapa bilang Partai Perindo Partai China? Saya dari dulu urus Pondok Pesantren (Ponpes),” kata Karyadi kepada pilarjambi.com.
Ia menjelaskan, isu yang menerpa partai Perindo asal-asalan. Partai Perindo di Muaro Jambi mayoritas muslim dan menerima semua kalangan dari berbagai ras dan golongan.
Bahkan kemarin Sabtu (22/01) Ponpes Sirojul Mukhlasin yang diurus Karyadi melakukan serah-terima rumah susun asrama santri di Desa Sungai Bertam, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi oleh Kepala Balai Perumahan Sumatera IV, Tambat Yulis kepada Pimpinan Pondok Pesantren, KH Maulana Nasir Muhammad Dihadiri langsung mantan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA).
“Rumah susun asrama santri itu juga inisiasi dari beliau (HBA) selaku perwakilan kita di komisi VIII DPR RI hingga dapar bantuan dari kementerian,” ujar Karyadi.
Sebagai salah seorang pengurus Ponpes Sirojul Mukhlasin, Karyadi fokus mengurusi umat melalui kegiatan positif. “Ponpes Sirojul Mukhlasin sudah ada sejak 2008, saat itu diurus seadanya. Ketika saya menjadi pengurus Ponpes, kami menerapkan pondok pesantren semi modern. Jumlah santri di sini sudah 300 orang, tiap tahunnya mampu meluluskan 30 orang hafiz Qur’an. Mayoritas santri berasal dari keluarga kurang mampu,” jelas Karyadi.
Lebih lanjut, Karyadi mengajak masyarakat untuk cerdas dalam menilai. Tak semua yang tampak dipermukaan mewakili keadaan yang sebenarnya. Ia mengatakan tujuan semua partai politik sama, hanya latar belakang dan caranya saja yang berbeda. (ara/Alra)
Discussion about this post