PILARJAMBI.COM | TANJAB BARAT – Meski pembuatan piring dari upih pinang di Desa Telukkulbi, Kecamatan Betara, Tanjab Barat saat ini telah banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun luar daerah. Namun, keterbatasan alat untuk memproduksi lembaran piring dari upih pinang tersebut menjadi kendala tersendiri.
Seperti yang diungkapkan oleh Ilyas, Ketua Kelompok Tani Rumpun Mas bahwa dirinya masih kewalahan memenuhi permintaan pasar yang cukup besar sebab alat produksi yang masih dilakukan secara manual.
Ia mengakui bahwa pihaknya hanya dapat memproduksi piring sebanyak 150 lembar perharinya yang dijual dengan harga Rp.2000 perlembar, tentu jumlah tersebut masih sangat minim untuk memenuhi permintaan pasar diluar daerah.
Sejumlah perusahaan besar di kawasan Kecamatan Betara yakni PT Wirakarya Sakti (WKS) dan PT PetroChinaJabung, Ltd serta pemerintah Kabupaten Tanjungjabunhg Barat. telah ia coba untuk meminta bantuan mesin pencetak upih pinang massal (Hidrolik) agar mempermudah produksi barang tersebut, namun hingga kini belum direspon.
“Setiap perusahaan di Betara ini sudah kita coba untuk memita bantuan tapi belum ada juga tanggapan hingga saat ini, karena kalau dengan alat pencetak otomatis itu kita bisa produksi lebih banyak, pernah ada permintaan dari Bali sebanyak 4000 piring kita tolak ga sanggup kita dengan alat yang masih dikerjakan secara manual ini. Kita saja untuk satu tabung gas elpiji ukuran 3kilo hanya memproduksi sekitar 400 piring.” Ungkapnya.
Kesulitan yang ia temui tidak melunturkan semangatnya dalam meneruskan produksi upih piring, dan disaat permintaan dengan jumlah yang cukup besar ia rela meminta pelepah pinang masyarakat sekitar dengan membeli per upihnya seharga Rp.200 hingga Rp.400 tergantung lebar dan kualitas upih yang diterimanya. Tak ayal, pelepah yang selama ini dianggap sampah ataupun limbah tersebut juga menjadi nilai ekonomis bagi warga sekitar.
Sementara itu, sampah upih yang telah diproduksi menjadi piring tersebut juga dapat dimanfaatkan menjadi arang briket, pupuk, bahkan dapat disulap menjadi furniture kelengkapan rumah tangga. Dijelaskan nya baru baru ini ada perusahaan dari Bandung yang akan bekerjasama memanfaatkan upih pinang dan kulit pinang menjadi bahan olimpick yang berdaya jual tinggi.
Ia berharap perhatian pemerintah terhadap kreatifitas yang tengah digelutinya dapat dilirik dan kembangkan sehingga membuka peluang perekonomian masyarakat.”Memang kita terkendalanya di alat jadi susah memasarkan dengan jumlah lebih besar. Tentunya dengan ini dapat membangun ekonomi masyarakat desa Telukkulbi khususnya.” Harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Telukkulbi, Yuswaji mengatakan saat ini sejumlah upaya tengah dilakukan oleh pihaknya. Termasuk mencari bantuan mesin cetakan massal yang harganya begitu mahal. Ia menyebutkan mesin penekan hidrolik tersebut yang mini harganya mencapai Rp60jutaan. Itupun harus sistem pesan terlebih dahulu.
“Ke PT WKS sudah kita koordinasikan, dan PetroChina Jabung Ltd lagi proses pembuatan proposal. Kebupati. Karena proposalnya salah makanya di perbaiki. Yang bisa buat itu hanya IPB (Institut Pertanian Bogor) yang hidrolik. Memang lebih cepat kita sudah survey bagus memang dan itu jika kelompok tani kita bisa miliki kita bisa memproduksi dan memenuhi permintaan pasar.” Pungkasnya. (Mam)
Discussion about this post