PILARJAMBI.COM | JAMBI – Pertunjukan teater Lesung Luci dari Teater Tonggak telah digelar pada Senin malam (15/08/22) di gedung Teater Taman Budaya Jambi (TBJ).
Pertunjukan Lesung Luci karya Didin Siroz yang dibuka untuk umum secara gratis ini dihadiri lebih dari seribu penonton. Pengunjung pun tampak dari pelajar, mahasiswa hingga penggiat seni bahkan akademisi yang hadir.
Saat pertunjukan, diawali masuknya karakter Kakitau atau orangan sawah dengan tarian khasnya. Usai itu, para Kakitau sebanyak 5 orang tersebut mulai berdialog.
Mereka bercerita ingin menjadi manusia. Terpenting dalam dialog mereka ialah menjelaskan tradisi Ngayun Luci yang merupakan tradisi kebudayaan asal Kerinci.
Selanjutnya, seorang pemeran laki-laki masuk dengan pakaian adat seperti tokoh adat masuk berjalan mengelilingi panggung dengan memegang mangkok kuningan dan daun sembari memercikan air seperti ritual sebelum diadakan pertunjukan.
Setelah itu, pertunjukan para pemeran perempuan dengan baju adat dan memegang ngayun luci masuk. Diiring beberapa perempuan lainnya yang memakai kebaya, perempuan yang membawa ngayun Luci menuju tempat penancapan ngayun luci.
Selanjutnya, seseorang laki-laki datang mengumumkan bahwa upacara sebentar lagi akan dimulai.
Dalam pertunjukan, kita disuguhkan adegan aktivitas petani tradisional Jambi, numbuk lesung hingga tarian Rentak Kudo.
Usai pertunjukan, Didin Siroz menceritakan Lesung Luci merupakan pertunjukan teater yang diangkat dari upacara Ngayun Luci dari Kerinci. Karena berasal dari seni upacara, maka dirinya alihwahanakan menjadi seni pertunjukan.
Ia menegaskan, dalam pertunjukan ini, dirinya tidak memindahkan upacara sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat adat setempat. Tapi, hanya menyampaikan bagian-bagian dari upacara tersebut.
“Semua ini masuk dalam peradaban padi, seperti ada lesung yang untuk menumbuk padi, ada Luci untuk menjaga padi, ada kakitau atau orangan sawah yang juga menjaga padi,” sebutnya.
Menurutnya, pertunjukan Lesung Luci ini untuk mengangkat peradaban padi yang mana para leluhur atau nenek moyang terdahulu sangat arif dan bijaksana dalam mengelola alam dan lingkungan hidupnya.
“Mereka (leluhur.red) memiliki komunikasi yang baik anatara manusia dengan manusia, manusia dengan tuhan, manusia dengan makhluk hidup lainnya,” jelasnya.
Dengan hal tersebut, Ia menilai peradaban tersebut patut di tunjukkan kepada anak cucu kedepannya. “Dengan menghargai makhluk lain, alam akan menjadi seimbang,” ujarnya.
Dari itu, Didin Siroz mengatakan dalam pertunjukan teater Lesung Luci hal tersebut yang ingin ditawarkan kepada penonton.
Pertunjukan Lesung Luci ini akan digelar di Palembang pada September 2022 mendatang.
Didin mengungkapkan bahwa pertunjukan pada Senin malam ini merupakan bagian dari persiapan untuk ditampilkan di Palembang nantinya.
“Persiapan kita sudah dari bulan lima (Mei.red) lalu. Pertunjukan malam ini bagian dari persiapan kita,” sebutnya.
Ia pun menyampaikan, alasan tradisi dari Kerinci yang diangkat karena tema yang telah ditetapkan oleh TBJ adalah upacara.
“Ini yang pertama tema Upacara yang dibawa oleh Teater Tonggak dalam pertunjukan seni pertunjukan atau teater,” pungkasnya. (Alra)
Discussion about this post