PILARJAMBI.COM | JAMBI – Peduli terhadap pariwisata di Jambi, khususnya candi Muaro Jambi, Universitas Jambi ( Unja ) mengadakan Festival Kampung Kito.
Festival ini diinisiasi oleh Pusat Unggalan Iptek – Perguruan Tinggi Integrated Ceative Tourism (PUI-PT ICT) Unja .
PUI PT ICT merupakan pusat unggulan yang dibentuk sebagai kepedulian dan komitmen Unja dalam membantu menyelesaikan berbagai permasalahan pengelolaan pariwisata yang masih bersifat parsial, tidak terintegrasi dan tidak berorientasi pada konsep sustainable tourism.
Festival Kampung Kito yang dilaksanakan di lingkungan percandian Muarojambi pada Minggu (15/08/22) ini untuk memperkenalkan Budaya dan Makanan khas yang ada di Muarojambi.
Dalam kegiatan ini diisi dengan penampilan Hadro, Tarian Topeng, Tarian Luko Gilo, oleh pemudi-pemudi Desa Muarojambi, terdapat pula lomba yang digelar pada festival ini yaitu festival Zikir Bardah, Seloko Jambi, Permainan Tradisional Gasing dan Masakan Tradisional.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi, Prof. Dr. rer,nat. Rayandra Asyhar, M.Si., mengatakan Festival Kampung Kito merupakan program salah satu pusat unggulan yang ada di Universitas Jambi yaitu PUI-PT ICT.
“UNJA saat ini memiliki 14 PUI untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat, untuk PUI-PT ICT ini mengangkat kegiatan pariwisata seperti kuliner, budaya dan lain sebagainya. Ini bertujuan untuk menggali potensi yang ada di masyarakat dan disiapkan untuk menyongsong masa depan pariwisata yang ada di Provinsi Jambi,” ujar Prof. Rayandra.
Menurutnya, pariwisata akan menjadi salah satu bagian yang sangat menentukan kedepannya.
Seperti di Muarojambi ini, kata Dia, Jambi mempunyai Candi yang merupakan pusat peradaban dunia di masa lalu dan kedepan akan di revitalisasi.
“Sehingga masyarakat Jambi dan masyarakat sekitar percandian Muaro Jambi harus siap menerima wisatawan yang datang kesini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPCB Jambi, Dr. Agus Widiatmoko, S.S., M.M. mengatakan kegiatan festival yang diadakan PUI-PT ICT, penggunaan diksi Rumah Kito
bermakna ketika ada wisatawan datang ke Candi Muaro Jambi maka wisatawan akan merasakan telah datang kerumah sendiri.
“Setelah orang datang ke Candi maka ia akan langsung merasakan seperti datang kerumah sendiri, orang tersebut sudah merada menjadi bagian dari sini baik itu termasuk makanan disini, tidak hanya untuk masyakat lokal tetapi siapa saja yang menjadi bagian dari budaya ini,” terang Agus Widiatmoko.
Selain itu Ketua PUI-PT ICT Dr. Fitriaty, S.E., M.M., mengatakan kegiatan kali ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, dan kegiatan ini merupakan inventarisasi potensi-potensi budaya, adat istiadat, kuliner yang merupakan objek kemajuan budaya.
“Saat ini kita mempunyai 5 desa penyangga, ada Muaro Jambi, Danau Lamo, Kemingking Dalam, Kemingking Luar dan Desa Baru sebagai desa wisata sehingga diharapkan ketika wisatawan datang ke Muaro Jambi wisatawan bisa merasakan keunikan desa tersebut, kedepan akan dibuat homestay disetiap desa sehingga nantinya melalui homestay tersebut wisatawan disuguhi dengan budaya dan makananan khas daerah Muaro Jambi sehingga makanan khas tersebut tidak akan punah,” Jelas Dr. Fitriaty.
Diketahui, kegiatan ini dihadiri langsung Ketua Panitia Pelaksana, Dr. Dahmiri, S.E., M.M., Ketua DWP UNJA, Ny. Daumi Rahmatika Sutrisno, Perwakilan Tim Penggerak PKK Provinsi Jambi, Ny. Husniar Afani, Perwakilan LAM Jambi, Dr. Saad Murdy serta undangan lainnya. (**/al/ humas Unja)
Sumber: unja.ac.id
Discussion about this post