PILARJAMBI.COM | JAMBI – Kampanye pengentasan stunting sudah dilakukan bertahun-tahun. Namun angka kasusnya masih tetap tinggi, seperti halnya di Jambi berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting Provinsi Jambi yakni sebesar 21,03 persen.
Hal ini pun ditanggapi oleh Guru Besar Universitas Jambi atau seorang akademisi, Dr. Junaidi. Dia mengatakan bahwa hingga tahun 2021 angka stunting masih sekitar 20 persen dimana penurunan angka tersebut dinilai lamban. Padahal Provinsi Jambi diberikan mandat oleh Pemerintah Pusat untuk menurunkan Prevalensi stunting Tahun 2022 sebesar 16 persen, agar nantinya di Tahun 2024 Prevalensi Stunting Indonesia diturunkan menjadi 14 persen.
Menurut Dr. Junaidi penanganan stunting menjadi lamban ditangani pemerintah provinsi maupun kabupaten sejak masuknya pandemi Covid-19 di Jambi. “Sejak covid fokusnya kesana semua, jadi penurunan stunting terkesan lamban,” ujarnya Kamis (08/04/2022).
Stunting sendiri merupakan kategori yang cukup membahayakan bagi anak-anak lantaran hingga saat ini belum ditemukan obat penyembuh dan yang bisa dilakukan hanyalah pencegahan.
“Saya berharap pemerintah dapat kembali fokus menangani persoalan ini dan mengoptimalkan penanganan,” ungkap Dr. Junaidi.
Untuk diketahui pencegahan stunting dapat dilakukan dengan cara memantau pertumbuhan perkembangan anak, memberikan makanan tambahan, melakukan stimulasi dini perkembangan anak serta memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal pada anak. (Pehaalwy)
Discussion about this post