PILARJAMBI.COM | JAMBI – Sepanjang tahun 2021 pemerintah provinsi (Pemprov) Jambi berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi dengan raihan yang diukur dari pemasukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp233,73 triliun.
Angka ini menunjukkan ekonomi provinsi Jambi tumbuh sekitar 3,66% secara c to c, jika dibandingkan dengan perolehan sepanjang tahun 2020 sebesar Rp206,85 triliun.
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Jambi, Kusriatmi mengatakan, pertumbuhan tersebut masih didominasi oleh sektor usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan kontribusi sebesar 31,56%.
Kemudian disusul sektor pertambangan dan penggalian sebesar 14,09%. lalu, sektor perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,58% dan industri pengolahan sebesar 10,25%.
“Peranan sektor-sektor itu hampir mencapai 70%. Namun sebenarnya yang mengalami pertumbuhan signifikan secara c to c itu ada pada sektor jasa kesehatan yang naik sekitar 14,33%,” kata Kusriatmi beberapa waktu lalu.
Menurut Kusriatmi, meskipun pemasukan PDRB provinsi Jambi mengalami pertumbuhan namun semua komponen pengeluaran juga mengalami kenaikan. Seperti halnya komponen ekspor barang dan jasa yang mencapai 65,84% atau setara Rp105,35 triliun, namun terkoreksi oleh komponen impor barang dan jasa sebesar 41,35% atau sekitar Rp67,54 triliun.
Kemudian ditambah pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 44,02 % atau Rp67,20 triliun, diikuti komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 21,89% atau Rp35 triliun , lalu pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 7,86% atau Rp10,98 triliun dan pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) serta perubahan inventori masing-masing sebesar 1,17% atau Rp1,81 triliun dan 0,57% sekitar Rp855,2 miliar.
“Meski demikian raihan tersebut jika dilihat dari distribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera, Jambi berada di peringkat ke tujuh dengan share sebesar 6,35% dan posisi pertama masih diduduki oleh provinsi lumbung energi yakni Sumatera Utara sebesar 23,37%,” jelas Kusriatmi. (Peha)
Discussion about this post