PILARJAMBI.COM | KUALATUNGKAL – Mengenai pembangunan oprit dan jembatan Parit Gompong, Jalan Dr. Srisoedewi, lintas Kualatungkal yang terletak di Kelurahan Sungainibung, Kecamatan Tungkal Ilir, Tanjungjabung Barat, warga sebut pihak konsultan dan kontraktor tidak ada komunikasi terkait desain jembatan tersebut
Sehingga saat pekerjaan tersebut dilakukan menimbulkan keluhan dari masyarakat yang berimbas pada kerusakan rumah warga menghambat perekonomian dan penutupan jalan.
Diketahui jembatan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp.18.062.748.000,- dengan kontraktor pelaksana PT Jambi Energi Cemerlang dan konsultan pengawas PT Progresia Aditya Pratama KSO, PT Berlian Jaya Mandiri Konsultan.
Wahyu, Ketua RT 01, Kelurahan Sungainibung, Kecamatan Tungkal Ilir, ia mengungkapkan bahwa pihaknya selama ini tidak ada diajak bicara dengan pihak balai maupun pihak terkait lainnya atas pekerjaan proyek tersebut.
“Tidak ada, baik dari tim pengawas, konsultan tidak ada komunikasi bentuk dan lain-lain nya,”cetusnya. Rabu, (29/09/2021).
Lebih lanjut Wahyu memaparkan bahwa keinginan warga bentuk dan spesifikasi jembatan oprit yang dibangun harus sesuai dengan bentuk sebelumnya hal itu agar tidak mempengaruhi aktifitas masyarakat.
“Rapat pertama di kantor Lurah oleh tim surve lapangan, itu masyarakat bilang silahkan dibangun jembatan dengan selebar yang ada dan tinggi yang ada (red.jembatan sebelumnya) intinya jangan lebih tinggi dari yang ada karena dampaknya sangat fatal,”beber Ketua RT 01.
“Lorong kanan kiri ada ada 3 lorong disini yang tidak bisa keluar jika dibangun dan dampaknya rumah juga rusak sekitar tujuh rumah lebih, ada yang miring, bangunan batu retak, kita minta juga perusahaan ganti rugi”jelasnya.

Ditempat yang sama saat pemkab meninjau kondisi jembatan tersebut bersama sejumlah rekanan dan masyarakat sekitar pihak kontraktor tidak dapat banyak berkata apa apa, seperti yang dikatakan Gus Rian, Kontraktor PT. Jambi Enegry Cemerlang, pihaknya hanya menjalankan pekerjaan yang diberikan oleh Balai pelaksana jalan nasional Jambi.
“Itu yang kita kerjakan sesuai dengan pekerja dari balai, namun tetap koordinasi dengan pihak pemilik pekerjaan kalaupun pekerjaan ini ditunda dan selesainya tidak sesuai target, kita akan sampaikan kejadian nya seperti ini.”singkatnya.
Sementara itu wakil Bupati Tanjab Barat, Hairan menyebut pemkab telah memberikan usulan opsi salah satunya agar oprit dari jembatan diturunkan sehingga tidak menutupi lorong dipemukiman warga, namun keputusan itu berada pada pihak rekanan dan Balai pelaksana jalan nasional Jambi pada tanggal 11 oktober 2021 mendatang.
“Dalam perundingan ada maju mundurnya kita harapkan masyarakat melihat pemerintah membangun bertujuan baik, ini yang harus kita cari jalan keluarnya. Insyallah bapak dari balai nanti pada tanggal 11 oktober ada solusinya,”pungkasnya. (Mam)
Discussion about this post