PILARJAMBI.COM | SAROLANGUN – Tidak sedikit orang takut untuk di suntik. Meskipun orang tersebut sedang sakit dan perlu untuk di suntik dalam pengobatan, biasanya pasien juga menolak untuk disuntik.
Dilansir dari hellosehat.com lada Sabtu (26/03/22), menurut Joni Pagenkemper, kepala penanganan penyakit diabetes di Nebraska Medicine, ada 22 persen orang di dunia yang takut dengan suntikan alias jarum suntik. Padahal, ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang untuk disuntik oleh dokter, misalnya saja suntik untuk pemberian vaksin atau bahkan suntik insulin sendiri di rumah untuk orang diabetes.
Orang yang takut dengan suntikan, sering juga disebut sebagai fobia jarum suntik. Padahal keduanya adalah kondisi yang berbeda. Fobia jarum suntik berbeda dengan ketakutan pada jarum suntik biasa. Fobia jarum suntik atau disebut juga trypanophobia adalah kondisi ketika seseorang mau disuntik, ia akan mengeluarkan reaksi, seperti mengalami tekanan darah tinggi dan denyut jantung yang meningkat. Ini bahkan bisa terjadi sehari sebelum atau beberapa jam sebelum disuntik. Parahnya, orang yang fobia jarum suntik bisa saja sampai pingsan saat akan disuntik.
Seperti yang dialami David Gokma Efendi Marbun yang merupakan Komandan Jaga Lapas Kelas IIB Sarolangun. Seperti yang dirilis sekato.id, Ia takut untuk disuntik vaksin.
Ketakutannya atas jarum suntik tersebut terlihat saat hendak disuntik vaksin Covid-19 Booster bagi seluruh petugas, tahanan hingga warga binaan Lapas Kelas IIB Sarolangun.
Kegiatan yang dilaksanakan di Gazebo Lapas Sarolangun ini dalam rangka memperingati Hari Bakti Pemasyarakatan Ke 58, Jumat (25/03/22) lalu, David nampak sangat gugup dan gelisah saat melihat dokter mengeluarkan jarum suntik. Bahkan ketika dokter baru mengoleskan cairan alkohol ke lengannya, ia bahkan sudah berteriak dengan histeris.
Melihat kejadian ini, Kalapas Kelas IIB Sarolangun, Irwan langsung turun tangan untuk memegangi anggotanya yang takut divaksin tersebut.
“Buk dokter tolong pakai jarum suntik yang paling besar ya,” guyon Kalapas menakuti anggotanya yang disambut gelak tawa petugas dan peserta vaksin lainnya.
“Sudah santai aja, gak sakit itu. Tangan mu lemas, jangan tegang. Muka lihat ke saya, jangan ke jarum suntiknya,” ujar Irwan kepada anggotanya.
Setelah dokter berhasil menyuntikkan vaksin ke tubuhnya, David langsung berdiri sambil teriak kesakitan.
Pada kegiatan ini, seluruh petugas dan sebanyak 52 orang warna binaan Lapas Kelas IIB Sarolangun diberikan vaksin. Dimana rinciannya, Vaksin I 4 orang, Vaksin II 6 orang dan Vaksin III/Booster 44 orang.
“Alhamdulillah dalam rangka memperingati Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-58, kita mengadakan vaksinasi untuk seluruh yang ada di Lapas,” kata Kalapas.
“Mengingat di Lapas ini pernah juga terjangkit Covid-19, makanya dengan adanya vaksin ini supaya tidak terulang lagi. Kita alhamdulillah semuanya sudah divaksin, mulai dari petugas, tahanan maupun warga binaan. Semoga dengan adanya kegiatan ini, semua warga binaan kita, tahanana dan seluruh petugas bisa sehat dan terhindar dari Covid-19, apalagi saat ini banyak bermunculan varian baru,” sambung Irwan.
Untuk informasi, masih dalam rangka memperingati Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-58, Lapas Kelas IIB Sarolangun juga mengadakan kegiatan donor darah. (**)
Discussion about this post