PILARJAMBI.COM | SUNGAIPENUH – Hujatan diarahkan kepada Paslon 01 Ahmadi Zubir-Alvia Santoni dengan sebutan Paslon Preman, ditanggapi Ahmadi Zubir dengan senyum. Tidak ada reaksi berlebihan dari Cawako yang diusung PPP-PDIP-Berkarya itu. Hanya saja, dia menyebutkan preman itu artinya pria bebas alias pengangguran.
“Kami berdua punya pekerjaan dan penghasilan tetap. Saya Ketua STKIP selama 20 tahun juga kepala dinas. Demikian juga Pak Antos, beliau Ketua STIE Sakti Alam Kerinci,” kata Ahmadi Zubir menanggapi tudingan preman yang diarahkan kepada mereka berdua.
Lalu siapa yang tidak punya pekerjaan, siapa yang pengangguran tanya Ahmadi…? Nah… yang pengangguran itu identik dengan preman.”Sekali lagi saya tegaskan, kami berdua punya pekerjaan dan punya pendapatan yang jelas,” tegas Ahmadi disambut yel-yel pendukungnya.
Ahmadi menegaskan, terlalu banyak hujatan diarahkan kepada mereka berdua. Tapi, tidak ditanggapi anggap saja anjing menggonggong kafilah berlalu. “Untuk apa menanggapi gawe orang lain, kerja kita saja tidak beres, kita tetap fokus untuk Sungaipenuh lebih baik lagi” jelas Ahmadi lagi.
Dia kembali menegaskan, jika terpilih nanti tetap berpihak kepada masyarakat. Tidak ada tekanan, masyarakat bebas untuk menentukan arah kehidupan mereka. Jika PNS silakan menjalankan tugas sebagai abdi negara, demikian juga tenaga honorer tetap bekerja sesuai dengan tugas yang diembankan kepada mereka.
“Jika kami berdua yang jadi walikota dan wakil walikota kami tidak melarang kalian mau ikut kampanye mau tetap di rumah. Tidak ada larangan, Mau foto, dengan kandidat juga tidak dilarang,” jelas Ahmadi lagi yang merasa heran dengan ASN dan tenaga honorer Kota Sungaipenuh yang dilarang melihat kampanye. Mereka juga ditekan untuk memilih salah satu kandidat.
Ahmadi merasa heran, Undang-undang tidak melarang ASN dan honorer untuk ikut kampanye. Malah, dengan mengikuti kampanye mereka bisa mendengar dan melihat visi misi antar pasangan. Dari sana mereka bisa menentukan arah mana pemimpin kedepan.
”Jangan dipaksakan harus memilih anak pejabat. Jika tidak mereka diancam dan ditakuti akan diberhentikan,” kata Ahmadi.
Cara menekan, intervensi seperti itu gaya lama, sudah selayaknya ditinggalkan. Beri kebebasan, katanya masyarakat untuk berdemokrasi. Jangan dikekang kebebasan mereka.
Demikian pula partai politik, jangan diborong dan tidak memberi kesempatan kepada calon lain untuk ikut bertarung.
“Makanya kami berterima kasih kepada tiga parpol PPP, PDIP dan Berkarya yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk ikut bertarung pada pilkada di Kota Sungaipenuh. Keiklasan tiga partai ini menghidupkan demokrasi di Kota Sungaipenuh, sehingga kotak kosong gagal,” jelas Ahmadi yang disambut yel-yel massa.
Jika kotak kosong gagal, tegasnya lagi tentu perlawanan berat. Karena apa, masyarakat berduyun-duyun melawan dan memperjuangkan perubahan.
“Makanya, pada 9 Desember mendatang, teguhkan hati untuk perubahan. Coblos Nomor Satu Ahmadi Zubir-Alvia Santoni. (*/Die)
Discussion about this post