PILARJAMBI.COM | KUALATUNGKAL – Peristiwa abrasi sebenarnya sudah kerap terjadi di Tanjab Barat, tercatat, musibah ini terjadi di Kecamatan Kualabetara pada bulan juni 2021, sedikitnya menenggelamkan delapan rumah dan di Kecamatan Senyerang oktober ini sebanyak dua rumah warga.
Terkait hal itu, Kepala Badan Pengulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjungjabung Barat, Zulfikri menyebutkan bahwa sejumlah daerah yang berada dibantaran sungai Pengabuan maupun sungai Betara di Tanjab Barat, masih rawan akan bencana abrasi sungai.
“Daerah yang berada di aliran Sungai Pengabuan dan Sungai Betara masih rawan bencana abrasi, apa lagi yang baru-baru ini terjadi tentunya kita takutkan akan terjadinya bencana susulan,”kata Kepala BPBD Tanjab Barat. Kamis, (14/10/2021).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa, selama tahun 2021 ini, setidaknya sudah dua kali terjadi bencana longsor di daerah aliran sungai (DAS), hal itu menurutnya akibat tidak adanya pepohonan mangrove yang menjadi penahan tebing sungai yang saat ini sudah menjadi pemukiman warga sehingga mudah terkikis.
“Yang baru baru ini di Kecamatan Senyerang, sebelumnya juga terjadi di wilayah Kecamatan Kualabetara. Memang rata-rata disepanjang tebing sungai banyak rumah warga sehingga tidak ada lagi tanaman mangrove, tentu ini berpotensi menimbulkan aberasi bahkan longsor,”ujarnya.
Ia meminta kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Pengabuan maupun Kualabetara untuk tetap waspada serta melestarikan mangrove. Sebab, sewaktu waktu bisa saja bencana longsor terjadi, memang lanjut Zulfikri, mayoritas yang tinggal di DAS adalah nelayan namun, sebisa mungkin dihindari ada bencana tersebut tidak terulang kembali.
“Memang rata-rata yang tinggal disana (red.DAS) adalah nelayan, kalau kita lihat rumahnya membelakangi sungai, banyak bagian dapur untuk tempat berlabuh pompong karena pekerjaan mereka sebagai nelayan, tapi kita tidak ingin kejadian ini terulang kembali,”tuturnya
“Kita minta kepada masyarakat yang tinggal disana untuk tetap waspada dengan ancaman abrasi ini, kita juga akan koordinasikan hal ini dengan OPD terkait seperti Dinas LH (Lingkungan Hidup) untuk mengajak masyarakat secara swadaya melestarikan mangrove di bantaran sungai,”imbaunya. (Mam)
Discussion about this post