PILARJAMBI.COM | JAMBI – Pengamat politik Jambi Aryudha Rahmanda mengingatkan publik untuk tidak terkecoh dengan rilis survei partisan yang memenangkan calon tertentu. Modus rilis survei pesanan ini disinyalir marak dilakukan calon dan tim suksesnya jelang hari pencoblosan 9 Desember 2020 nanti.
Pria yang juga berprofesi sebagai praktisi survei politik ini mengatakan banyak calon yang menerapkan strategi untuk mempengaruhi opini pemilih seolah-olah calon tertentu memiliki elektabilitas yang tinggi, mengungguli calon lain, dengan tujuan mempengaruhi opini pemilih.
” Jika ada lembaga survei yang merilis hasil survei nya jelang Pilkada ini tentu tujuannya hanya ingin mempengaruhi opini pemilih, karena biasanya Survei yang benar justru tidak dipublikasikan karena bagian dari strategi, ungkapnya dalam diskusi virtual sore tadi. ” Ujarnya (2/11/2020)
Selanjutnya pria yang lama menekuni riset persepsi ini menambahkan jelang hari pilkada akan muncul lembaga – lembaga survei baru, yang mereka mensurvei jauh dari kaidah ilmiah seperti keterwakilan wilayah dan sampel, metode wawancara yang cenderung mewancarai kelompok tertentu, hingga motiv sosialisasi terselubung dalam wawancara yang dilakukan.
” Biasanya lembaga survei ini muncul saat pilkada, tanpa punya pengalaman dan jejak rekam, tiba – tiba merilis survei, tidak tahu lagu kaidah ilmiah dan wawancara yang mereka lakukan, asal ada responden, direkap dan dibuatkan grafik nya, sehingga tidak mewakili lagi dari populasi para pemilih, imbuhnya. ”
Sehingga menanggapi rilis Survei seperti ini masyarakat tidak perlu mempercayai apalagi terpengaruh, karena hampir bisa dipastikan survei yang mereka rilis jaya pesanan calon tertentu, dan lembaga yang melakukan survei hilang seiring pilkada yang telah berlalu, pungkasnya.(*)
Discussion about this post