PILARJAMBI.COM | KUALATUNGKAL – Kasus dugaan kelalaian dipelayanan RSUD KH Daud Arif, Kualatungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) netizen pun mengungkap banyak yang telah menjadi korban.
Akun facebook @Yenioktaviani mengaku dirinya pernah nyaris menjadi korban atas pelayanan yang kurang baik di RSUD KH Daud Arif Kualatungkal. Saat itu dirinya akan operasi melahirkan akibat kejadian itu dirinya merasa jera untuk borobat ke rumah sakit milik pemerintah daerah (pemda).
“Memang pelayanannya kurang baik.. Saya operasi sesar hampir mati.. Di suruh nunggu antrian… Kapok rasanya sampai sekarang.” Tulisnya
Persoalan rujukan juga diungkapkan oleh akun facebook @sudarmono ia menyebutkan dirinya juga pernah mengalami kesulitan saat meminta dokumen untuk melakukan rujukan. Bahkan terkesan tidak memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang dimiliki RSUD KH Daud Arif.
Bahkan, ia meminta dewan pwngawas (dewas) untuk melakukan penindakan dan pengecekan dengan serius agar tidak terkesan hanya menyalahkan RSUD yang sebenarnya memang lalai dalam memberikan pelayanan.
“Hal yan sama pernah kami rasakan..apalagi yang namanya surat rujukan..berbelit2 urusannya…kadang oknum petugas itu sendiri yang mempersulitnya…pengawas rs mungkin bisa cek sendiri,kalau pendapat orang banyak nanti dibilang merusak citra pula,” ungkapnya.
Akun atas nama @akbarakbar menyebutkan siapapun pejabat yang menjadi direktur RSUD KH Daud Arif akan tetap sama jika tidak ada inovasi untuk memberikan pelayanan yang baik lagi.
Ia membandingkan dirut RSUD KH Daud Arif yang lama dengan saat ini sama saja tidak ada perubahan dalam.hal pelayanan kepara masyarakat.
“Sama aja 11. 12 sama yg dulu kah kadak mantp yg mimpit rumah sakit nyak lah gantik ajak urang yg bagus kemarin di desak saya urang Masuk kadak di layan kan lah,” tulisnya dalam logat daerah
Dirut RSUD KH Daud Arif Kualatungkal, Sahala mengatakan saat kejadian terjadi dirinya tidak berada di Tanjab Barat ia mengaku sedang melakujan dinas diluar daerah.
“Saya kebetulan hari ini lagi dinas ke jambi,” katanya, Rabu (8/11/2023).
Sahala mengklaim akan melakukan pengecekan mengapa salah satu dokumen rujukan yang seharusnya ada menjadi tidak ada yang pada akhirnya membuat pasien tertunda operasinya.
“Besok saya cek apa masalahnya, makasih.” Tandasnya
Bupati Tanjabbar, Anwar Sadat mengatakan dirinya belum mendapat informasi terkait dugaan kelalaian yang dilakukan oleh rumah sakit pelat merah milik Pemerimtah Kabupaten (Pemkab) Tanjabbar. “Saya belum mendapat informasi,” katanya, Kamis (9/11/2023).
Anwar Sadat mengaku dirinya akan menindak lanjuti terkait informasi itu. Tindak lanjut yang akan dilakukan itu yakni berupa sidak atau pengecekan langsung ke RSUD.
“Nanti akan kita tinjau dulu (red, RSUD KH Daud Arif Kualatungkal.” singkatnya.
Dibertakan sebelumnya, Dokumen rujukan yang membuat pasien terhambat yakni hasil penjelasan dokter terkait hasil ronsen yang dilakukan di RSUD KH Daud Kualatungkal yang tidak dilampirkan oleh pihak RSUD KH Daud Arif Kualatungkal saat memberikan rujukan.
Pasien atasnama Fajar Septiadi warga Kualatungkal itu kini hanya bisa terbaring di RSUD Raden Mattaher Jambi bahkan kakinya yang mengalami patah akibat kecelakaan mulai membengkak karena tidak bisa ditangani hal itu dikarenakan rekomendasi ronsen yang tidak dilampirkan oleh pihak rumah sakit Kualatungkal.
Pihak keluarga melakukan pengurusan terkait rekomendasi ronsen tersebut di RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal hanya dijanjikan untuk menunggu, Rabu (8/11/2023) sejak pulul 10.30 wib hingga 14.20 wib tidak juga ada kejelasan.
Bahkan, biaya administrasi sudah diselesaikan sejak pukul 11. 00 wib sebesar Rp60 ribu di kasir RSUD KH Daud Arif Kualatungkal. Badahal sebelumnya administrasi untuk rujukan termasuk ronsen dan biaya ambulans sudah diselesaikan sekitar Rp2,9 juta saat akan melakukan rujukan ke Jambi. Walau sudah dibayar pihak keluar terus disuruh menunggu hingga saat ini. (*)
Discussion about this post