PILARJAMBI.COM | JAMBI – Sebuah video perkelahian antar mahasiswa berdurasi 22 detik beredar. Dalam Video tersebut tampak beberapa mahasiswa saling pukul bahkan juga tampak beberapa orang yang menggunakan almamater berwarna merah tua.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, perkelahian tersebut merupakan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jambi (UMJ).
Persoalan ini dipicu oleh beberapa mahasiswa yamg tidak setuju saat Pemerintah Raya (Pemira) Presiden BEM UMJ periode 2021-2022 dilaksanakan secara musyawarah uang dilaksanakan di kampus tersebut pada Kamis (05/08/21).
Meskipun terjadi baku hantam pada Kamis (05/08/21) kemarin, para mahasiswa yang tidak setuju penyelenggaraan Pemira secara musyawarah melanjutkan lagi aksinya dengan unjuk rasa didepan kampus pada Jumat (06/08/21). Tak tanggung-tanggung, para mahasiswa yang aksi menuntut Wakil Rektor III UMJ, Siawiyo mundur dari jabatannya.
Demisoner Ketua PK IMM UMJ, Wawan Rudi Yanto menyampaikan Wakil Rektor III UMJ telah melanggar kesepakatan bersama. Menurutnya, syarat memiliki sertifikat Darul Aqorm Dasar (DAD) untuk menjadi presiden BEM, tidak diterapkan dalam Pemira yang dibuka oleh Wakil Rektor III bersama Dekan UMJ tersebut.
“Tiba-tiba ada Pemira tanpa diharuskan memenuhi DAD. Karena kami merasa pemira ini tidak sah, kami ke ruangan atas untuk menghentikan Pemira,” katanya, Jumat (6/8).
Ia menceritakan, dirinya dan rekannya justru diusir saat tiba di lokasi pemira. Terjadilah aksi dorong-mendorong hingga perkelahian. Akibatnya, sebanyak 4 orang dari pihaknya mengalami luka lebam.
Wawan pun menegaskan, musyawarah itu tidak dibekali surat izin dari Satgas Penanganan COVID-19 Kota Jambi. Makanya, harus dihentikan.
“Bagaimana bisa ada acara kumpul-kumpul hampir 30 orang, tetapi tidak ada surat satgas COVID-19,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UMJ, Siswiyo menyampaikan pemira itu dilakukan, karena presiden BEM sebelumya sudah vakum dan desakan dari berbagai organisasi di kampus.
Ia pun mengatakan pemira kali ini menggunakan cara musyawarah. Berbeda dengan pemira pada tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya kita melakukan pemira dengan pemilihan langsung (menyoblos). Karena masih pandemi COVID-19, maka pemiranya dipersembahkan dengan cara musyawarah,” ujarnya.
Namun, dia tidak bisa memastikan bahwa pemira itu dibekali dengan surat izin dari Satgas Penanganan COVID-19 Kota Jambi. Dia hanya tahu bahwa satgas COVID-19 internal kampus merestui itu.
“Saya belum melihat itu (surat dari Satgas COVID-19 Kota Jambi). Saya pikir koordinasinya cukup dari satgas kampus,” katanya.
Ia juga mengatakan dirinya tidak ada lokasi saat perkelahian tersebut berlangsung. Namun, dia bilang sudah berakhir damai dan tidak sampai ke ranah hukum.
Mengenai pemira, kata Siswiyo, penyelenggaraannya ditunda terlebih dahulu, mengingat yang sudah terjadi sebelumnya. Pemira di UMJ kemungkinan akan berlangsung lagi pada tahun depan.
“Kita stop sampai waktu yang belum ditentukan. Insya Allah tahun depan,” pungkasnya. (Sobar/Alra)
Discussion about this post