PILARJAMBI.COM | JAMBI – Saat ini, ada 2 nama yang mengaku sebagai Sultan Melayu Jambi (pelestarian) yang melanjutkan gelar Sultan Thaha secara terang-terangan. Dua nama tersebut iyalah Sayid Fuad Rahman dan Raden Wawan Fitrah Nugraha.
Pernyataan sebagai Sultan Melayu Jambi ini, tentunya Fuad dan Wawan memiliki alasan-alasan yang kuat sehingga yakin untuk menyampaikan kepada publik melalui berbagai media bahwa merekalah yang layak menyandang gelar tersebut.
Selain Dua nama tersebut, ada lagi satu nama yang patut diperhitungkan. Sosok tersebut yakni Raden Syafe’i Kertopati.
Alasan-alasan Mereka
Sayid Fuad Rahman
Dilansir dari kabardaerah.com, Kamis (24/02/22), Sayid Fuad dinobatkan sebagai Sultan Jambi menurut Akademisi Universitas Jambi, Yusdi Anra karena berdasarkan bukti-bukti sejarah, stempel dan sebagai keturunan ke 6 Sultan Thaha.
“Yang paling menarik ada stempel. Stempel ini digunakan Sultan Tahah Syaifuddin untuk mengirim surat ke Sultan Turki Usmaniyah. Surat itu isinya meminta ke sultan Turki Usmaniyah agar dapat membantu mempengaruhi Belanda agar tidak dapat menyerang Jambi,” katanya di kediamannya di Kota Jambi, Rabu (10/11/2021).
Selain pembuktian tersebut, gelar kesultanan yang disandang Fuad ini juga dapat dukungan dari beberapa akademisi di beberapa kampus di Provinsi Jambi. Ditambah lagi, dukungan terhadapnya juga ada dari berbagai komunitas dan lembaga.
Atas dukungan dan beberapa bukti sejarah tersebut, Sayid Fuad sendiri mengklaim bahwa gelar Sultan pada dirinya juga merupakan hasil dari penelitian.
“Ada bukti-bukti, seperti tambo atau silsilah keturunan yang ada di kita dan tersimpan di arsip nasional dan Leiden Belanda,” kata Fuad.
Fuad pun berencana akan melakukan seminar nasional ataupun internasional untuk memperkuat bukti-bukti tersebut. Bahkan, ia juga berencana untuk mengundang para ahli-ahli luar negeri dalam penelitian ini.
Adapun barang-barang Sultan Tahah yang di dipegang Sayid Fuad adalah keris, palt bahu, kalung, gelang, rompi dan stempel.
Meski demikian, barang-barang tersebut belum ada informasi dari mana pihaknya mendapatkan itu. Sebab, Raden Wawan sempat mempertanyakan barang tersebut. “Papa (R.Rachman.Red) terus mencari barang peninggalan Sultan Thaha . Ketika papa meninggal, kenapa barang itu baru dikeluarkan. Padahal paman (Sayid Fuad) sering ke rumah bertemu papa” katanya ke pilarjambi.com pada 08 Februari 2022 lalu.
Beberapa waktu lalu, Fuad juga menyampaikan melalui akun instagram @kabarkampungkito_id bahwa dirinya sudah didaftarkan sebagai kesultanan Jambi oleh Lembaga Salatin Asyrof Azzahro.
Raden Wawan Fitrah Nugraha
Wawan mengklaim dirinya sebagai keturunan asli kesultanan Jambi. Hal ini dilatarbelakangi oleh status almarhum ayahnya, Raden A Rachman (Guntur) yang menobatkan diri sebagai sultan pelestarian melayu Jambi pada 2012 lalu. Ditambah lagi dirinya mewariskan kesultanan ini berdasarkan hasil keputusan pengadilan.
Raden Wawan dinobatkan sebagai Sultan pada Rabu (23/02/22) di Hotel Rumah Kito by WH Jambi. Pada penobatan tersebut, dihadiri oleh beberapa kesultanan dari berbagai forum sultan atau raja di nusantara, yakni SPKN, Matra dan MAKN.
“Kegiatan ini tetap kita lakukan dengan swadaya keluarga. Kegiatan ini terselenggara berkat kekompakan dan kebersamaan keluarga,” kata Raden Wawan kepada pilarjambi.com, Rabu (23/02/22).
Namun sebelum penobatan dirinya sebagai Sultan Jambi, Raden wawan sempat bertemu dengan keluarga Sultan Thaha lainnya pada 8 Februari 2022 di kediaman Raden Den Cik bergelar Rajo Bhatin dan di Fasilitasi oleh Ketua Raden Melayu Jambi (RMJ) Provinsi Jambi, Raden Wawan Setyawan.
Hasil musyawarah tersebut, pihak keluarga dan Raden Wawan Fitrah sepakat untuk menyandang gelar tersebut iyalah kakeknya, Raden Syafe’i Kertopati.
“Kami kumpul keluarga keturunan Sultan Thaha untuk kesepakatan siapa yang patut untuk melanjutkan gelar Sultan. Alhamdulillah keluar satu nama yaitu datuk saya, Raden Syafe’i Kertopati. Insyaallah dengan hasil kesepakatan ini, kami akan terus mengangkat marwah Sultan Thaha,” kata Raden Wawan Fitrah kepada pilarjambi.com, (08/02/22).
Meski kesepakatan dalam musyawarah keluarga keturunan tersebut sudah bulat untuk Raden Syafe’i Kertopati yang disandang gelar Sultan, namun pada Rabu (23/02/22), Raden Wawan Fitrah Nugraha menggelar penobatan dirinya sebagai Sultan.
“Tuntutan keluarga yang mendesak saya untuk mengangkat trah ini terus berjalan sesuai koridor trah garis lurus kesultanan Sultan Thaha. Ya, saya berjalan ini bukan karena saya, tapi tuntutan keluarga. Setelah pulang dari situ (tempat musyawarah keluarga keturunan, Red), keluarga rapat dan keluarga menuntut menunjuk saya harus tetap maju karena untuk mengangkat trah papa (Raden A Rachman),” jelas Raden Wawan pada 23 Februari 2022 usai penobatan.
Atas berubahnya kesepakatan oleh Raden Wawan Fitrah secara sepihak, makan pihak Raden Syafe’i Kertopati membuat surat pernyataan sikap yang mana menyatakan tidak terlibat akan penobatan gelar Sultan kepada Raden Wawan dan tidak akan bertanggung jawab apabila ada sesuatu hal dikemudian hari
Raden Syafe’i Kertopati
“Berjenjang Naik Betanggo Turun, Jantan turun Jantan” menjadi alasan teguh yang di pegang oleh Raden Syafe’i Kertopati. Sebab, dirinya merupakan anak dari Raden Inu Kertopati yang merupakan anak dari Sultan Thaha.
Raden Syafe’i muncul ke permukaan lantaran untuk menyelesaikan persolan perebutan gelar Sultan oleh cucu dan cicitnya tersebut. Selain itu, nama Raden Syafe’i di ajukan sebagai sultan karena dirinya merupakan cucu langsung dari Sultan Thaha. Sebelum namanya di ajukan, pihak keluarga mengajukan nama kakak Raden Syafe’i yaitu Raden Mas Yusuf Kertopati. Ketika Raden Mas Yusuf meninggal, ditunjuk kembali adiknya yaitu Raden Dentjik Kertopati. Ia menolak untuk memakai gelar tersebut, sehingga gelar yang layak tersebut diberikan kepada Raden Syafe’i Kertopati.
Garis keturunan ke Sultan Thaha
Menurut catatan silsilah keturunan Sultan Thaha yang dibuat oleh R Ja’far pada Januari 1954 dan diperbaharui oleh R Mas Yusuf Kertopati pada 2017 lalu adalah sebagai berikut:
Sayid Fuad (Lelaki) – Sy. Fadlun (Perempuan) – Said Abdullah (Lelaki) – Rts. Intan (Perempuan) anak dari Sultan Thaha dengan istri bernama Chodijah.
R. Wawan Fitrah Nugraha (Lelaki) – R. A. Rachman/Guntur (Lelaki) – R. Ja’far (Lelaki) – R Inu Kertopati (Lelaki) anak Sultan Thah dengan istrinya bernama Siti Aminah Ayu Pipit.
R. Wawan Fitrah Nugraha (Lelaki) – R. A Rachman/Gubernur (Lelaki) – Rts. Maimunah/Ketjik (Perempuan) – R. A Rachman/Pangeran Ratu anak dari Sultan Thaha dengan istri bernama Chodijah.
R. Syafe’i Kertopati (Lelaki) – R. Inu Kertopati (Lelaki) anak dari Sultan Thaha dari Istrinya bernama Siti Aminah Ayu Pipit.
Antara Raden Ja’far Kertopati dengan Raden Syafe’i Kertopati merupakan anak dari Raden Inu Kertopati (Residen) dengan ibu yang berbeda. R Ja’far dilahirkan oleh seorang ibu bernama Siti Nuraini. Sedangkan R Syafe’i dilahirkan oleh ibu bernama Rts. Nurimah. (Alra)
Discussion about this post