PILARJAMBI.COM | BANTUL – Seorang anak di Bantul, DRS (24), tega menjual perabotan dan mempreteli genting rumahnya saat ditinggal ibunya bekerja. Pria yang bekerja sebagai driver ojek online (ojol) itu mengaku berpenghasilan pas-pasan tapi ingin menuruti keinginan pacarnya.
“Jadi saya Gojek, Pak. Karena itu penghasilan tidak menentu, kadang kan orderan ramai kadang nggak, kadang dapat orderan fiktif juga,” kata DRS saat ditemui di Mapolres Bantul, Rabu (24/11/2021).
“Untuk penghasilan sehari saya dapat hanya Rp 50 sampai Rp 100 ribu. Tapi itu hanya bisa buat isi top up driver lagi,” lanjutnya.
DRS mengaku mulai menjual perabotan di rumah ibunya sejak 14 Oktober dan berhenti karena ketahuan saat hendak menjual genting rumahnya awal November lalu. DRS mengaku duit hasil penjualan perabotan ibunya itu digunakan untuk hidup sehari-hari dan menghidupi pacarnya.
“Kalau itu (uang hasil jual perabotan rumah) saya buat makan sehari-hari, sama buat cewek saya. Saya cewek ada satu, rumahnya di Ngawi, Jawa Timur,” ujarnya.
Pria berpawakan kurus ini mengaku berkenalan dengan pacarnya sekitar satu bulan yang lalu. Tepatnya saat kekasihnya itu order ojol di sekitar Giwangan, Umbulharjo beberapa waktu lalu.
“Kenalnya di pintu masuk SLB Giwangan, dia order ojol. Jadi baru menjalin hubungan satu bulan,” katanya.
DRS mengaku selama sebulan berpacaran, dia memenuhi kebutuhan pacarnya. DRS yang lagi dimabuk asmara ini pun rela menjadi budak cinta atau bucin demi kekasihnya.
“Sistemnya memberi ya langsung kasih, kadang berupa makanan, kadang tas dan kadang baju. Saya lakukan ya karena cinta,” ujarnya.
DRS pun mengaku belum memberi kabar kepada kekasihnya soal proses hukum yang menjeratnya. Dia pun hanya mengirimkan pesan meminta kekasihnya asal Ngawi untuk selalu menjaga kesehatan.
“Belum tahu (cewek saya kalau saya ketangkap). Yang jelas untuk cewek saya intinya jaga kesehatan saja, kalau di rumah saya tidak ada. Jaga kesehatan dan jangan lupa makan,” katanya.
DRS menyadari tidak akan berhenti menjual perabotan rumah jika tidak berurusan dengan polisi. Namun, dia kini hanya bisa menyesali perbuatannya.
“Kalau genting belum saya jual, tidak jadi itu. Mungkin kalau tidak ditangkap ya paling gawang (pintu) saya jual, karena sudah habis (perabotan rumah),” katanya.
“Tapi setelah merenung di sel saya menyesal lahir batin. Sudah minta maaf ke ibu saya. Yang jelas karena sudah begini ya berani berbuat harus berani bertanggung jawab,” imbuh DRS.
Diberitakan sebelumnya, Paliyem (53) warga Padukuhan Paten, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, melaporkan anaknya DRS (24) ke polisi karena menjual perabotan rumah yang ditaksir mencapai Rp 24 juta. Uang hasil penjualan perabot itu digunakan DRS foya-foya dengan teman perempuannya.
Kanit Reskrim Polsek Pundong, Ipda Heru Pracoyo mengatakan, kejadian berawal saat ayah DRS meninggal dunia beberapa waktu yang lalu. Di sisi lain, masih ada pinjaman bank yang wajib diselesaikan oleh ibu DRS.
“Karena itu ibunya berniat mengangsur kredit dengan bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan anaknya ditinggal di rumah sendiri,” ucap Heru saat dihubungi wartawan, Selasa (23/11).
Paliyem yang sudah sekitar dua bulan tidak pulang ke rumah pun kaget ketika diberitahu tetangganya jika perabotan rumah dan gentingnya dipreteli anaknya sendiri. Peristiwa itu dilaporkan sang ibu dengan harapan anaknya kapok dan menyadari perbuatannya.
Sumber: detik.com
Discussion about this post