JAMBI- Kondisi inflasi Kota Jambi terus melandai turun. Trend positif ini terus berlangsung dari bulan Agustus lalu, walaupun pada bulan September sempat mengalami kenaikan dan pada bualn selanjutnya kembal menurun.
Kota Jambi mengalami inflasi negative (deflasi) 0,55 % (MtM). Sehingga inflasi tahun kalender atau inflasi kumulatif dari bulan Januari hingga November 2022 (YtD) menjadi 5,56 persen dan inflasi 12 bulan terakhir (YoY) menjadi 6,07 persen (November 2022 terhadap November 2021).
Dari 90 Kota IHK (Indeks Harga Konsumen) secara nasional, Kota Jambi berada pada peringkat 34 untuk inflasi y to d dan peringkat 40 untuk inflasi y o y.
Beras dan daging ayam ras masih mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi.
Harga Cabe merah dan cabe rawit turun cukup signifikan di bulan November jika dibandingkan Oktober sehingga memberikan andil deflasi terbesar di Kota Jambi.
Indeks pembangunan manusia tahun 2022 meningkat 0,46 persen dari 79,12 di tahun 2021 menjadi 79,58 (kategori tinggi) di tahun 2022, lebih tinggi dibanding IPM Nasional sebesar 72.91.
Semua indikator pembentuk IPM meningkat. Salah satu andilnya adalah penanganan Covid-19 berjalan baik di Kota Jambi, sehinga seluruh sektor ekonomi kembali bergeliat, sektor pendidikan kesehatan pun berangsur pulih.
Pemerintah Kota Jambi terus berupaya keras dalam menekan laju inflasi yang mendera Kota Jambi.
Berbagai upaya dan inovasi telah dilakukan untuk menurunkan angka inflasi. Keseriusan Pemkot Jambi dalam menghadapi inflasi diwujudkan dalam beberapa rangkaian kegiatan.
Diantaranya, intervensi pasar melalui pemberian komoditas cabe melalui bantuan sosial penggantian ongkos kirim dan biaya angkut, operasi pasar murah, pemberian bantuan cabai dan bawang merah dalam polybag, pencanangan Gerakan payo Menanam Cabai, bantuan sarana produksi tanaman bantuan sosial operasional angkutan umum Kota Jambi, bantuan sosial peralatan produksi tanaman cabai bagi kelompok tani, serta bantuan produksi bagi UMKM Kota Jambi.
Tidak hanya itu, upaya lain juga dilakukan oleh Pemkot Jambi dengan melaksanakan Gerakan Serentak Pembelian Produk Lokal bagi ASN Pemerintah Kota Jambi, yang telah berjalan 2 bulan terakhir. Pembelian beras petani lokal oleh ASN Kota Jambi sebanyak 5 Kg perorangnya. Beras menjadi penyumbang inflasi cukup besar di Kota Jambi. Upaya untuk mendorong pejabat dan ASN Pemkot Jambi menggunakan beras lokal, adalah salah satu langkah strategis untuk menekan laju inflasi dan berdampak positif pada perekonomian daerah, terutama bagi petani lokal.
Sebelumnya Wali Kota Fasha telah melakukan langkah strategis jangka pendek sebagai upaya untuk merespon meningkatnya angka inflasi di Kota Jambi. Selain membentuk satuan tugas khusus, Tim Percepatan Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Kota Jambi yang memiliki konsentrasi tugas yang lebih fokus untuk mengatasi beberapa aspek di bidang Yustisi/Penindakan Hukum, bidang pemantauan Supply dan Demand, serta bidang khusus Mitigasi Dampak, telah dilaksanakan pula pemantauan dan pengawasan pasokan Volatile Foods (VF), terutama cabai dan bawang di Pasar Induk Talang Gulo, Pasar Angso Duo dan pasar tradisional maupun modern lainnya di Kota Jambi, sebagai komoditas pangan penyumbang terbesar inflasi di Kota Jambi.
Pemkot Jambi juga telah melakukan operasi pasar bersama TPID dan BULOG untuk beberapa komoditi yang tersedia di Gudang BULOG. Pemkot Jambi juga telah melaksanakan strategi penjualan kebutuhan pokok (produk Bulog Jambi) melalui Toko TPID Kota Jambi yang berada di Pasar Talang Banjar. Gerakan payo Menanam Cabai merupakan upaya Pemkot Jambi dalam menggalakkan gerakan urban farming di Kota Jambi. Diharapkan melalui gerakan ini, tercipta kemandirian pangan, terutama terhadap komoditas pangan yang selama ini menyumbang inflasi di Kota Jambi.
Discussion about this post